tuberkolosis (TBC) dan peranan apoteker dalam penanggulangan nya
LEBIH JAUH DENGAN TUBERKOLOSIS DAN
PERANAN APOTEKER DALAM PENANGGULANGANYA
Salah satu penyakit penyakit
penyebab kematian utama yang disebab kan oleh infeksi, adalah Tuberkolosis (TB)
TB merupakan ancaman bagi penduduk indonesia, pada tahun 2004 sebanyak
seperempat juta orang bertambah penderita baru dan sekitar 140.000 kematian
setiap tahunya.
Sebagiian
besar penderita TBC adalah pendudu yang berusia produktif antarA 15-55 tahun,
dan penyakit in merupakan penyebeb kematian nomor tiga setelah penyakit jatung
dan seluruh penyakit kelainan akut pada sistem pernafasan diseluruh kalangan
usia.
Apoteker
sebetulnya telahmemperoleh pendidian yang cukup dalam bidang farmkologo obat
maupun farmakoterapi untuk penyakit tuberkolosis namun dalam kenyataanya
dilapanga disamping perkembangan pengobatan dan obat antituberkolosis, juga
belum banyakny informasi dalam bahasa indonesiayang diperoleh oleh apoteker,
padahal peran apoteker dalam pengobatan tuberkolosis memberikan informasi yang
sangat entig bagi pasien sangatlah besar.
Obat yang dipakai
dalam pengobatan TBC beserta efek smpingnya adalah :
Isoniazid/INH bersifat
bakterizid,apat membunuh 90% populasi kuman dalam beberapa hari pengobatan,
sangat efektif teehadap kuman yang baru berkembang, dosis yang dianjurkan pehari
5 mg/kg BB. Sedangkan untuk pengobatan intermitmen 3 kali seminggu diberikan dengan dosis 10
mg/kg BB.
Efek samping: efek samping berat, hepatitis efee. samping
ringan tanda tanda keracunan pada saraf tepi kesemutan dan nyeri otot atau
gangusan kesadaran, efek ini dapat dikurangi dengan pemberian pirikdosin
(vitamin B)
Rifamfisin (R) bersifat bakteriazid dapat membunuh kuman semi
dorman (parsister) yang tidak dapat dibbunuh oleh isonisid, Dosis 10 mg/kg BB
Rifampicin bila di gunakan sesuai dengan dosis yang di
anjurkan, jarang menyebabkan efek samping, terutam pada pemakain terus menerus
setiap hari. Salah astu efek samig berat pada pemakain rifampicin adalah
hepetitis, walau pun ini sangat jarang sekali terjadi, Efek saping rifampicin
yang berat tapi sangat jarang sekali terjadi adalah a) sindrom resfirasi yang ditandai dengan sesak
nafas, kadang kadang disertai dengan kolap atau ranjatan (syok), b) purpura,
anemia haemotolitik yang akut , c) sindrom perut berupa nyeri perut,mual,
muntah, kadang kadang diare. Efek samping rifampisin yang ringan adalah pada
saat pemberian berkala dan dapat sembuh sendiri atau hanya memerlukan
pengobatan simtomtik. Rifampicin dapat menyebabkan warna air seni menjadi merah
keringat, air mata, dan air liur, hal ini harus diinformasikan pada pasien agar
tidak timbul kehawatiran.
Pirazinamid (Z) bersifat bakterizid,
dapat membunuhkuman dalam sel dengan suasana asam. Dosis harian yang dianjurkan
25 mg/kg BB. Efek samping utama dari penggunaan pirazinamid hepaitis.
Etambutol (E) Bersifat sebagai
bakteoristatik Dosis harian yang dianjurkan tiap harinya 15 mg/kg BB sedangkan
untuk pengobatan intermiten 30 mg/kg BB. Etambutol dapat penyebabkan gangguan
penglihatan nerupa berkurangnya ketajaman penglihatan. Buta warna untuk warna
merah dan hijau, meskipun demikian, keracuna okuler teersebut tergantung
penggunaan.
sekian pembahasan tentang TBC nya maaf kan bila ada salah2 kata atau tulisan yang tidak berkenan dalam hati anda :) wasalmualaikum wr wb
Komentar
Posting Komentar