makalah lidah buaya dan cengkeh
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang
Maha Kuasa atas segala limpahan Rahmat, Inayah, Taufik dan Hinayahnya sehingga
kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah botani
farmasi yang
berjudul “Lidah buaya dan Cengkeh” dalam bentuk maupun isinya yang sangat sederhana. Semoga makalah ini
dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk maupun pedoman bagi
pembaca.
Semoga makalah ini dapat membantu
menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca, sehingga kami dapat
memperbaiki bentuk maupun isi makalah ini sehingga kedepannya dapat lebih baik.
Makalah ini kami akui masih banyak
kekurangan karena pengalaman yang kami miliki dirasa masih sangat kurang. Oleh
kerena itu kami berharap kepada para pembaca untuk memberikan masukan-masukan
yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini.
Slawi, Oktober 2014
Penyusun
DAFTAR
ISI
KATA PENGANTAR……………………………………………….………….1
DAFTAR
ISI……………………………………………………………………2
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR
BELAKANG………………………………………….………...3
1.2 RUMUSAN
MASALAH……….………….…………………..………...4
1.3 TUJUAN…………………………..…………..…………………………4
1.4 METODE
PENULISAN…………………………………...……………4
BAB II PEMBAHASAN
2.1 LIDAH BUAYA……..………..………………………………………….3
2.2 CENGKEH………….………………………………………………….13
BAB III PENUTUP
3.1 KESIMPULAN…………..……………….……………………………23
3.2 SARAN….………………………………………..……………………23
DAFTAR PUSTAKA…………….……………………..…………………...24
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
a. Lidah
buaya
Lidah
Buaya atau yang biasa disebut Aloe vera (Latin: Aloe barbadensis Milleer)
merupakan sejenis tanaman berduri yang berasal dari daerah kering di benua
Afrika. Tamanan Lidah Buaya ini telah dikenal dan digunakan sejak ribuan tahun
yang lalu karena khasiat dan manfaatnya yang luar biasa. Fakta sejarah yang ada
menyebutkan bahwa Bangsa Mesir kuno telah mengetahui manfaat lidah buaya
sebagai tanaman kesehatan sejak tahun 1500 SM. Karena manfaat lidah buaya yang
begitu luar biasa, bangsa Mesir kuno menyebut tanaman lidah buaya sebagai
tanaman keabadian. Tidak hanya itu, seorang dokter dari zaman Yunani kuno yang
bernama Dioscordes, menyebutkan jika salah satu manfaat lidah buaya yakni
memiliki khasiat untuk mengobati berbagai macam jenis penyakit. Misalnya radang
tenggorokan, bisul, rambut rontok, wasir, dan kulit memar, pecah-pecah serta
lecet.
Tanaman
Lidah Buaya merupakan satu dari 10 jenis tanaman terlaris di dunia yang
mempunyai potensi untuk dikembangkan sebagai tanaman obat dan bahan baku
industri. Tanaman Lidah Buaya memiliki beragam jenis. Setidaknya ada sekitar
200 jenis Tanaman Lidah Buaya yang telah diketahui. Dari ke 200 jenis tersebut
yang paling bagus digunakan untuk pengobatan adalah jenis Aloevera Barbadensis
Miller. Jenis ini setidaknya mengandung 72 jenis zat yang dibutuhkan oleh
tubuh. Dari 72 zat tersebut terdapat 18 macam asam amino, karbohidrat, lemak,
air, vitamin, mineral, enzim, hormon, dan zat golongan obat. Antara lain
antibiotik, antiseptik, antibakteri, antikanker, antivirus, antijamur,
antiinfeksi, antiperadangan, antipembengkakan, antiparkinson,
antiaterosklerosis, serta antivirus yang resisten terhadap antibiotik.
b. Cengkeh
Tanaman cengkeh (Syzygium
aromaticum (L) Merr & Perry) di Indonesia lebih kurang 95 % diusahakan oleh
rakyat dalam bentuk perkebunan rakyat yang tersebar di seluruh propinsi.
Sisanya sebesar 5% diusahakan oleh perkebunan swasta dan perkebunan negara.
Pohon cengkeh merupakan
tanaman tahunan yang dapat tumbuh dengan tinggi 10-20 m, mempunyai daun
berbentuk lonjong yang berbunga pada pucuk-pucuknya. Tangkai buah pada awalnya
berwarna hijau, dan berwarna merah jika bunga sudah mekar. Cengkeh akan dipanen
jika sudah mencapai panjang 1,5-2 cm.
Potensi tanaman cengkeh yang
belum dimanfaatkan secara optimal adalah daun cengkeh (daun gugur) dan tangkai
bunga. Produk olahan yang dapat dihasilkan dari bunga, daun dan tangkai bunga
(gagang) adalah minyak cengkeh,eugenol yang diisolasi dari minyak cengkeh dan senyawa derivat dari eugenol. Minyak
cengkeh di Indonesia kegunaannya masih sangat terbatas sebagai minyak gosok
untuk penyembuh rasa sakit. Sebagai obat tradisional, cengkeh memiliki khasiat
mengatasi sakit gigi, mual, muntah, kembung, masuk angin, sakit kepala, radang
lambung, dan lain-lain.
Sejauh ini minyak cengkeh
belum banyak diproses menjadi bahan baku yang lebih bermanfaat sebagai senyawa
turunannya. Oleh karena itu, diperlukan usaha-usaha untuk meningkatkan nilai
tambah .
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas,penulis merumuskan
masalah yang akan di bahas sebagai berikut:
1. Bagaimana
sejarah lidah buaya dan cengkeh?
2. Bagaimana
klasifikasi lidah buaya dan cengkeh?
3. Bagaimana
morfologi lidah buaya dan cengkeh?
4. Bagaimana
struktur anatomi dan fisiologi dari lidah buaya dan cengkeh?
5. Apa
saja kandungan dari tanaman lidah buaya dan cengkeh?
6. Apa
saja khasiat dari lidah buaya dan cengkeh?
1.3 Tujuan
1. Untuk
mengetahui sejarah tanaman lidah buaya dan cengkeh.
2. Untuk
mengetahui klasifikasi dari tanaman lidah buaya dan cengkeh.
3. Untuk
mengetahui morfologi tanaman lidah buaya dan cengkeh.
4. Untuk
mengetahui struktur anatomi dan fisiologi tanaman lidah buaya dan cengkeh.
5. Untuk
mengetahui kandungan dari tanaman lidah buaya dan cengkeh.
6. Untuk
mengetahui khasiat dari tanaman lidah buaya dan cengkeh.
7. Untuk
memenuhi tugas tengah semester mata kuliah botani farmasi.
1.4 Metode Penulisan
Penulisan makalah ini
melalui prosedur studi pustaka, baik media buku maupun internet. Semua
informasi dan gagasan yang telah diperoleh dalam makalah ini, kami gabungkan
menjadi satu kesatuan dan menyeluruh, untuk menjelaskan makalah kami tentang tanaman
lidah buaya dan cengkeh.
BAB II
PEMBAHASAN
1.
Lidah
Buaya
a.
Sejarah
Lidah Buaya atau yang
biasa disebut Aloe vera (Latin: Aloe barbadensis Milleer) merupakan sejenis
tanaman berduri yang berasal dari daerah kering di benua Afrika. Tamanan Lidah
Buaya ini telah dikenal dan digunakan sejak ribuan tahun yang lalu karena
khasiat dan manfaatnya yang luar biasa. Fakta sejarah yang ada menyebutkan bahwa Bangsa Mesir kuno
telah mengetahui manfaat lidah buaya sebagai tanaman kesehatan sejak tahun 1500
SM. Karena manfaat lidah buaya yang begitu luar biasa, bangsa Mesir kuno
menyebut tanaman lidah buaya sebagai tanaman keabadian! Tidak hanya itu,
seorang dokter dari zaman Yunani kuno yang bernama Dioscordes, menyebutkan jika
salah satu manfaat lidah buaya yakni memiliki khasiat untuk mengobati berbagai
macam jenis penyakit. Misalnya radang tenggorokan, bisul, rambut rontok, wasir,
dan kulit memar, pecah-pecah serta lecet.
Tanaman
lidah buaya sudah dikenal ribuan tahun
silam.Menurut catatan sejarah mengidentifikasikan penggunakaan lidah buaya
sebagai bahan pengobatan telah digunakan sejak 1.500 SM. Lidah buaya
diduga jugamenjadi bahan rahasia kecantikan Ratu Cleopatra. Tanaman ini sendiri
berasaldari Afrika Barata, tepatnya Kepulauan Canary. Nama Aloe vera sendiri
berasal dari bahasa Arab “
Aloeh”yang artinya zat pahit yang mengkilap. Tanaman inimasuk ke Indonesia
karena dibawa oleh petani keturunan Cina pada abad ke-17.Sebutan untuk tanaman
ini sangat bervariasi, tergantung tempat tumbuhnya. Salahsatu jenis tanaman
lidah buaya yang unggul di Indonesia adalah jenis Aloe verabarbadensis dan Aloe
vera sinensis.Lidah
buaya dapat tinggal di tempat kering, seperti di Afrika, Asia, dan Amerika. Hal ini disebabkan tumbuhan
tersebut bisa menutup stomata (mulutdaun) hingga rapat pada musim kemarau untuk
menghindari kehilangan air dari daunnya.Batang
lidah buaya berserat atau berkayu. Pada umumnya sangat pendek dan hampir tidak
terlihat karena tertutup oleh daun yang rapat dan sebagian terbenam di dalalm tanah. Daun lidah
buaya berbentuk tombak dengan helain memanjang, berdaging tebal, tidak
bertulang, berwarna hijau keabu-abuan, dan memiliki
lapisan lilin dipermukaannya. Daun lidah
buaya bersifat sekulen, yakni mengandung
air, getah, dan lender.
b.
Morfologi
·
Daun
Seperti
halnya tanaman berkeping satu lainya, daun lidah buaya berbentuk tombak dengan
helaian memanjang. Daunnya berdaging tebal tidak bertulang, berwarna hijau
keabu-abuan dan mempunyai lapisan lilin dipermukaan; serta bersifat sukulen,
yakni mengandung air, getah, atau lendir yang mendominasi daun. Bagian atas
daun rata dan bagian bawahnya membulat (cembung). Di daun lidah buaya muda dan
anak (sucker) terdapat bercak berwarna hijau pucat sampai putih. Bercak ini
akan hilang saat lidah buaya dewasa. Namuntidak demikian halnya dengan tanaman
lidah buaya jenis kecil atau lokal. Hal ini kemungkinan disebabkan faktor
genetiknya. Sepanjang tepi daun berjajar gerigi atau duri yang tumpul dan tidak
berwarna.
·
Batang
Batang
tanaman
lidah buaya berserat atau berkayu. Pada umumnya sanagt pendek dan hampir tidak
terlihat karena tertutup oleh daun yang rapat dan sebagian terbenam dalam
tanah. Namun, ada juga beberapa species yang berbentuk pohon dengan ketinggian
3-5m. Species ini dapat dijumpai di gurun Afrika Utara dan Amerika. Melalui
batang iniakan tumbuh tunas yang akan menjadi anakan.
·
Bunga
Bunga
lidah buaya berbentuk terompet atau tabung kecil sepanjang 2-3cm, berwarna
kuning sampai orange, tersusun sedikit berjungkai melingkari ujung tangkai yang
menjulang keatas sepanjang sekitar 50-100cm.
·
Akar
Lidah
buaya mempunyai sistem perakaran yang sangat pendek dengan akar serabut yang
panjangnya bisa mencapai 30-40cmi
c.
Anatomi
dan fisiologi
Berdasarkan
segi fisiologis tumbuhan, tanaman lidah buaya termasuk jenis tanaman CAM
(crassulane acid metabolism atau metabolisme asam crassulaceae). Spesies CAM
mengikat CO2 menjadi asam beratom C-4 dengan fosfoenol piruvate (PEP)
karboksilate seperti spesies tumbuhan C4, hanya bedanya hal ini terjadi pada
malam hari saat stomata terbuka dan energi yang diperlukan di peroleh melalui
proses glikolisis.
Lidah
buaya merupakan tanaman CAM yang stomatanya terbuka pada malam hari untuk
menangkap karbondioksida dan menyimpannya sebagai asam organik pada saat gelap.
Melalui stomata yang terbuka pada malam hari (saat transpirasi rendah) dan
menyimpan air pada waktu panas pada siang hari. Konsentrasi CO2 yang rendah
didalam sel menyebabkan stomata membuka, sebaliknya konsentrasi CO2 yang tinggi
didaun akan menyebabkan stomata menutup, dan ini terjadi pada saat terang
maupun gelap.
Gambar struktur jaringan anatomi daun lidah
buaya
d.
Kunci determinasi
1b : tumbuh-tumbuhan dengan bunga sejati,sedikit-sedikitnya dengan benang sari
dan (atau) putik.Tumbuh-tumbuhan dengan berbunga.......................2
2b : tiada alat pembelit.Tumbuh-tumbuhan dapat juga memenjat
atau membelit (dengan batang,poros daun,atau tangkai)....................3
3b :Daun tidak berbentuk jarum ataupun tidak terdapat dalam
berkas tersebut diatas............................4
4b : Tumbuh-tumbuhan tidak menyerupai bangsa rumput.Daun dan
(atau) bunga berlainan dengan yang diterangkan diatas.................6
6b : Dengan daun yang jelas....................7
7b : Bukan tumbuh-tumbuhan bangsa palem atau yang
menyerupainya................9
9b : Tumbuh-tumbuhan tidak memanjat dan tidak
membelit.................10
10b : Daun tidak tersususn demikian rapat menjadi
rozet................11
11b : Tidak demikian ibu tulang daun dapat dibedakan jelas dari
jaring urat daun dan dari anak cabang tulang daun yang kesamping dan yang
serong ke atas.................12
12b : tidak
semua daun duduk dalam karangan atau tidak ada daun sama sekali......13
13b : tumbuh-tumbuhan
bentuk lain .............14
14a : daun
tersebar, kadang-kadang berhadapan.....15
15a : daun
tunggal, tetapi tidak berbagi menyirip rangka sampai bercangkap menyirip
rangkap.....109
109b : tanaman
daratan (atau tumbuhan) di antara tanaman bakau.....119
119b : tanaman
lain .....120
120b : tanaman
tanpa getah...128
128b : daun
lain bukan rumput-rumputan yang merayap dan mudah berakar............129
129b : tidak
ada upih daun yang jelas, paling-paling pangkal daun sedikit atau banyak
mengelilingi batang ............135
135b : daun tidak
berbentuk kupu-kupu berlekuk dua..........136
136a : daun
memanjang sampai bangun garis, dengan tulang daun yang sejajar menurut arah
panjang............137
137b : tanaman
yang tidak “berduri dan berduri tempel” ...................26 liliaceae
e.
Klasifikasi
Kingdom : Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas : Liliopsida (berkeping satu / monokotil)
Ordo : Asparagales
Famili : Liliaceae
Genus : Aloe
Spesies : Aloe vera L.
Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas : Liliopsida (berkeping satu / monokotil)
Ordo : Asparagales
Famili : Liliaceae
Genus : Aloe
Spesies : Aloe vera L.
f.
Kandungan
Berikut ini adalah kandungan ilmiah dari lidah buaya :
·
Kadar air
·
Karbohidrat
·
Kalori
·
Lemak
·
Protein
·
Vitamin A
·
Vitamin C
·
Thiamin
·
Riboflavin
·
Niasin
·
Kalsium
·
Zat besi
g.
Khasiat
Lidah Buaya
(Aloe vera; latin Aloe
barbadensis Milleer)
adalah sejenis tumbuhan
yang sudah dikenal sejak ribuan tahun silam dan digunakan sebagai penyubur
rambut, penyembuh luka, dan untuk perawatan kulit. Tumbuhan ini dapat ditemukan
dengan mudah di kawasan kering di Afrika.
Seiring
dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, manfaat tanaman lidah buaya
berkembang sebagai bahan baku industri farmasi dan kosmetika, serta sebagai
bahan makanan dan minuman kesehatan.
Secara
umum, lidah buaya merupakan satu dari 10 jenis tanaman terlaris di dunia yang
mempunyai potensi untuk dikembangkan sebagai tanaman obat dan bahan baku
industri.
Berdasarkan
hasil penelitian, tanaman ini kaya akan kandungan zat-zat seperti enzim,
asam amino, mineral, vitamin, polisakarida dan komponen lain yang sangat
bermanfaat bagi kesehatan.
Selain
itu, menurut Wahyono E dan Kusnandar (2002), lidah buaya berkhasiat sebagai
anti inflamasi, anti jamur, anti bakteri dan membantu proses regenerasi sel. Di
samping menurunkan kadar gula dalam darah bagi penderita diabetes, mengontrol tekanan darah,
menstimulasi kekebalan tubuh terhadap serangan penyakit kanker,
serta dapat digunakan sebagai nutrisi pendukung penyakit kanker, penderita HIV/AIDS.
Salah
satu zat yang terkandung dalam lidah buaya adalah aloe emodin,
sebuah senyawa organik
dari golongan antrokuinon
yang mengaktivasi jenjang sinyal insulin seperti pencerap insulin-beta dan -substrat1, fosfatidil inositol-3 kinase dan meningkatkan laju sintesis glikogen dengan menghambat glikogen sintase kinase
3beta,[1] sehingga sangat berguna untuk
mengurangi rasio gula
darah.
Di
negara-negara Amerika, Australia, dan Eropa,
saat ini lidah buaya juga telah dimanfaatkan sebagai bahan baku industri
makanan dan minuman kesehatan.
Aloe
vera/lidah buaya mengandung semua jenis vitamin kecuali vitamin D, mineral yang
diperlukan untuk fungsi enzim, saponin yang berfungsi sebagai anti mikroba dan
20 dari 22 jenis asam amino. Dalam penggunaannya untuk perawatan kulit, Aloe
vera dapat menghilangkan jerawat, melembabkan kulit, detoksifikasi kulit,
penghapusan bekas luka dan tanda, mengurangi peradangan serta perbaikan dan
peremajaan kulit. Dengan beragam manfaat yang terkandung dalam lidah buaya,
pemanfaatannya kurang optimal oleh masyarakat yang hanya memanfaatkannya
sebagai penyubur rambut
Di
India lidah buaya banyak dikonsumsi masyarakat sebagai makanan ringan harian
dan sebagai kosmetik alami. Salah satu masalah rutin yang kerap menimpa manusia
seperti komedo bisa diatasi oleh lidah buaya, caranya pun cukup sederhana hanya
dengan mengupas lidah buaya dan ambil intinya yang berupa lendir tersebut.
Caranya dengan membasuhkan lendir lidah buaya ke area komedo. Lidah buaya
berkhasiat menghaluskan dan mempercepat proses penyembuhan kulit. Selain untuk
penyembuhan, lidah buaya juga dapat memberikan kesegaran pada wajah
Khasiat lidah buaya untuk kesehatan:
- Mengatasi
Kencing Manis
Cara mengobati: Ambil lidah buaya satu batang saja dan air sebanyak
tiga gelas. Kemudian Lidah buaya dicuci sampai bersih, namun sebelumnya
duri yang ada pada batang tersebut dibuang, lalu dipotong secukupnya. Rebus
dengan air tiga gelas tadi hingga benar-benar matang dan air rebusan kira-kira
tinggal separuhnya. Minum ramuan ini tiga kali setiap satu harinya,
masing-masing setengah gelas.
- Mengatasi
Wasir
Cara mengobati: Ambil setengah dari batang lidah buaya, madu sebanyak
dua sendok makan dan air matang setengah cangkir saja. Kemudian cuci daun lidah
buaya sampai bersih, namun sebelumnya buang dulu durinya, lalu diparut
ditambahi madu tadi dan air matang setengah cangkir, aduk sampai benar-benar
rata, baru kemudian disaring. Minum ramuan ini tiga kali dalam satu hari.
- Mengatasi
Sembelit
Cara mengobati: Ambil daun lidah buaya
setengah batang saja, air panas setengah cangkir dan madu satu sendok makan
saja. Kemudian cuci lidah buaya sampai benar-benar bersih, namun sebelumnya
dibuang dulu kulit dan durinya. Lalu cincang isinya. Setengah cangkir air
panas tadi digunakan untuk menyeduh kemudian ditambahkan madu. Saat masih
hangat, makan ramuan ini dua kali dalam satu harinya.
- Lidah
Buaya Untuk Rambut.
Cara mengobati: Ambil daun lidah buaya dan air secukupnya. Belah lidah buaya
untuk diambil lendirnya, lalu usapkan lendir atau getah tersebut pada rambut
yang sebelumnya sudah terlebih dahulu dibasahi dengan air. Lakukan sampai
lendir benar-benar rata dan pijat kulit kepala serta rambut. Biarkan
selama kurang lebih lima belas menit. Baru kemudian bilas dengan air
sampai benar-benar bersih. Dengan cara ini, rambut akan kuat, lebat dan
menghitam secara alami.
- Melembabkan
Kulit Wajah & Kulit Kering
Cara mengobati: Ambil getah lidah buaya sebanyak tiga sendok
makan dan daun lidah buaya secukupnya. Daun dan getah lidah buaya
dicampur. Pastikan kedua bahan tersebut benar-benar tercampur. Gunakan
sebagai masker wajah atau oleskan pada kulit kering dan kusam. Biarkan kurang
lebih sepuluh sampai lima belas menit, baru kemudian dibilas dengan air
dingin. Agar hasilnya maksimal, lakukan perawatan wajah dan kulit kering
secara teratur
2.
CENGKEH
a)
Sejarah
Pada abad yang keempat,
pemimpin Dinasti Han
dari Tiongkok memerintahkan setiap orang yang mendekatinya untuk sebelumnya
menguyah cengkih, agar harumlah napasnya. Cengkih, pala dan
merica sangatlah mahal pada zaman Romawi.
Cengkih menjadi bahan tukar menukar oleh bangsa Arab di abad pertengahan. Pada akhir abad ke-15,
orang Portugis mengambil alih jalan tukar menukar di Laut India.
Bersama itu diambil alih juga perdagangan cengkih dengan perjanjian Tordesillas
dengan Spanyol, selain itu juga dengan perjanjian
dengan sultan Ternate. Orang Portugis membawa banyak cengkih yang mereka
peroleh dari kepulauan Maluku ke Eropa.
Pada saat itu harga 1 kg cengkih sama dengan harga 7 gram
emas.
Perdagangan cengkih akhirnya
didominasi oleh orang Belanda pada abad ke-17. Dengan susah payah
orang Prancis berhasil membudayakan pohon Cengkih di Mauritius pada tahun 1770. Akhirnya cengkih
dibudayakan di Guyana, Brasilia dan Zanzibar.
Pada abad ke-17 dan ke-18 di
Inggris harga cengkih sama dengan harga emas
karena tingginya biaya impor. Sebab cengkih disana dijadikan salah satu bahan
makanan yang sangat berkhasiat bagi warga dan sekitarnya yang mengonsumsi
tanaman cengkih tersebut. Sampai sekarang cengkih menjadi salah satu bahan yang
diekspor ke luar negeri.
Pohon cengkih yang dianggap
tertua yang masih hidup terdapat di Kelurahan Tongole, Kecamatan Ternate
Tengah, sekitar 6 km dari pusat kota Ternate. Poho yang disebut sebagai
Cengkih Afo ini berumur 416 tahun, tinggi 36,60 m, berdiameter 198 m, dan
keliling batang 4,26 m. Setiap tahunnya ia mampu menghasilkan sekitar
400 kg bunga cengkih.
b)
Morfologi
·
DAUN
(folium)
Daun
cengkih tidak termasuk daun lengkap karena memiliki tangkai daun (petiolus),
helaian daun (lamina), namun tidak memiliki upih/pelepah daun (vagina). Daunnya
berbentuk lonjong dan berbunga pada bagian ujungnya. Termasuk daun majemuk
karena dalam satu ibu tangkai ada lebih dari satu daun.
Bangun
daunnya (circumscriptio) adalah lanset (lanceolatus), ujungnya (apex) adalah
runcing (acustus) pangkalnya (basis folii) adalah meruncing (acuminatus),
susunan tulang daunnya (nervatio) adalah menyirip penninervis), tepi daunnya
(margo) adalah rata (integer), dan daging daunnya (intervenium) adalah seperti
kertas, tipis tetapi cukup tegar (papyraceus). Daun ini berwarna hijau. Ukuran
daun cengkeh :
-
Lebarnya berkisar 2-3 cm
-
Panjang daun kira-kira 7,5 -12,5 cm.
Daun,
bunga, dan tangkainya mengandung minyak cengkeh yang banyak disenangi orang
karena baunya yang khas. Selain itu minyak tersebut mempunyai sifat stimulan,
anestetik, karminatif, antiemetik, antiseptik dan antispasmodik. Bunga dan
buahnya muncul pada ujung rantingnya. Warna dari bunganya:
-
Keungu-unguan lalu menjadi kuning
kehijau-hijauan (muda)
-
Merah muda (tua)
·
BATANG
(Caulis)
Batang
dari pohon cengkeh biasanya memiliki panjang 10-15 m. Batang berbentuk bulat
(teres), permukaan batangnya kasar biasanya memiliki cabang-cabang yang
dipenuhi banyak ranting atau dapat dikatakan lebat rantingnya. Arah tumbuh
batangnya tegak lurus (erectus) dan cara percabangan dari rantingnya dapat
dikatakan monopodial karena masih dapat dibedakan antara batang pokok dan
cabangnya. Lalu arah tumbuh cabangnya adalah condong ke atas (patens). Selain
itu pohon cengkeh dapat bertahan hidup hingga puluhan tahun. Tangkainya
kira-kira1-2,5 cm (Steenis 1975).
·
AKAR
(Radix)
Sistem
akarnya tunggang, akar ini merupakan akar pokok (berasal dari akar lembaga)
yang kemudian bercabang-cabang. Bentuk akar tunggangnya termasuk berbentuk tombak
(fusiformis) pada akar tumbuh cabang yang kecil-kecil. Akar kuat sehingga bisa
bertahan sampai puluhan bahkan ratusan tahun. Akarnya biasanya mampu masuk
cukup dalam ke tanah.
·
BIJI
(Semen)
Pohon
cengkeh mampu menghasilkan biji setelah penanaman 5 tahun. Bijinya terdiri dari
kulit (spedodermis), tali pusar (funiculus), dan inti biji (nukleus seminis).
Walaupun dalam jangka 20 tahun masih dapat menghasilkan biji, biji ini dapat
dikatakan sudah tidak menguntungkan. Hal ini dikarenakan kualitasnya telah
menurun dan tidak dapat digunakan lagi untuk industri, misal rokok.
·
BUNGA
(Flos)
Bunga
cengkeh muncul pada ujung ranting daun (flos terminalis) dengan tangkai pendek
dan bertandan (bunga bertangkai nyata duduk pada ibu tangkai bunga). Bunga
cengkeh termasuk bunga majemuk yang berbatas karena ujung ibu tangkainya
selalu ditutup bunga. Bunga terdiri dari tangkai (pedicellus), ibu tangkai
(pedunculus), dan dasar bunga (repectaculum). Bunga cengkeh adalah bunga
tunggal (unisexualis) jadi masih dapat dibedakan menjadi bunga jantan (flos
masculus) dan betina (flos femineus). Dasar bunganya (repectaculum) menjadi
pendukung benang sari dan putik (andoginofor).
Bunga
cengkeh ini termasuk dalam setangkup tunggal maksudnya hanya bisa dibagi oleh
satu bidang simetri menjadi 2 bagian. Warna bunganya akan berubah-ubah sesuai
umur pohonnya. Saat masih muda bunga cengkeh berwarna keungu-unguan , kemudian
berubah menjadi kuning kehijau-hijauan dan jika sudah tua menjadi merah muda.
·
BUAH
(Fructus)
Cengkeh
memiliki tangkai buah yang pada masa awal berwarna hijau dan saat sudah mekar
berwarna merah. Buahnya termasuk buah semu karena ada bagian bunga yang ikut
ambil bagian dalam pembentukan buah.
c)
Anatomi
dan Fisiologi
ANATOMI
Seperti
diketahui bahwa tumbuhan cengkeh terdiri dari akar, batang , dan daun yang
tentunya pada masing-masing organ tersebut memiliki lapisannya masing masing.
Pada akarnya tersusun
atas lapisan epidermis, korteks dan stele. Bagian korteksnya terdiri dari
bagain eksodermis, parenkim korteks, dan endodermis. Sedangkan berkas
pengangkut ada pada bagian stele selain berkas pengangkut stele masih
mengandung selapis sel parenkim (perisikel).
Daun
dari cengkeh
yang berwarna hijau tersusun atas bagian epidermis atas, mesofil (terdiri dari
jaringan tiang dan spons selau ada pada tumbuhan dikotil), jaringan pengangkut,
dan epidermis bawah.
Lalu
pada batangnya
yang berbentuk bulat terdiri dari epidermis, korteks , stele (ada berkas
pengangkut), dan empulur. Tipe berkas pengangkutnya adalah kolateral terbuka,
jadi antara xilem dan floem terdapat kambium yang menyebabkan tumbuhan dapat
bertambah besar.
Untuk
bunganya
yang tumbuh pada ujung (flos terminalis) ada 4 bagian seperti kelopak, mahkota,
benang sari, dan putik. Kelopak tersusun atas: epidermis atas, mesofil
(+klorenkim), berkas pengangkut, dan epidermis bawah. Mahkota tersusun atas
epidermis atas, mesofil, berkas pengangkut, danepidermis bawah. Benang sarinya
terdiri dari epidermis, parenkim, berkas pengangkut, dan serbuk sari. Terakhir
putik tersusun atas epidermis, parenkim, berkas pengangkut, ovulum.
Buah
cengkeh memiliki
tangkai buah yang pada masa awal berwarna hijau dan saat sudah mekar berwarna
merah. Buahnya secara umum tersusun atas bagian-bagian secara umum pada kulit
buah antara lain epikarpium, mesokarpium, dan endokarpium. Selain itu ada
septum dan ovarium.Pada bijinya
yang sering dipakai dalam industri rokok terdiri dari kulit
biji, endosperm, dan embrio.
Pada
berkas penganngkut secara lebih rinci berupa xilem dan floem. Untuk xilem, sel
ini tersusun atas trakea, trakeida, serabut xilem, dan parenkim kayu.xilem ini memiliki ciri yang membedakan
dengan floem yaitu merupakan penyusun utama sel kayu, terdiri dari sel
sklerenkimatis, dan sel mati kecuali untuk parenkim kayunya. Fungsinya untuk
pengangkut air dan mineral, penguat. Sedangkan floem terdiri dari sel tapis,
sel pengiring, parenkim floem, dan serabut floem yang berupa serabut
sklerenkim. Ciri-cirinya adalah pada umumnya berada di luar xilem, tersusun
atas sel parenkim, dan merupakan sel hidup kecuali serabut floem. Fungsinya
mengangkut hasil asimilasi.
Gambar struktur jaringan anatomi daun cengkeh’
FISIOLOGI
Sekitar
80% tumbuhan menggunakan cara sintesis C3 untuk membuat glukosa, termasuk Syzygium aromaticum (Cengkeh).
Reaksinya selalu diawali dengan fiksasi CO2 (penggabungan CO2 dengan
sebuah molekul akseptor karbon). Pada sintesis C3 ini CO2 difiksasi
ke gula berkarbon lima, yaitu ribulosa bifosfat (RuBP) oleh enzim karboksilase
RuPB (rubisko). Hasilnya adalah molekul berkarbon enam yang tidak stabil dan
terpisah menjadi fosfogliserat (PGA). Molekul PGA merupakan karbohidrat stabil
berkarbon tiga yang pertama kali terbentuk. Sehingga cara tersebut disebut
sintesis C3.
rubisko
RuBP
+ CO2 → 2 PGA
2
Molekul PGA sebenarnya energinya lebih kecil dari satu molekul RuBP. Hal inilah
yang menjelaskan mengapa fiksasi CO2 berlangsung secara spontan dan
tidak perlu energi tinggi dari reaksi cahaya. Untuk sintesis molekul berenergi
tinggi, energi dan elektron yang berasal dari ATP maupun NADPH hasil dari
reaksi terang digunakan untuk mereduksi setiap PGA. Sehingga terbentuk
fosfogliseraldehida. 2 molekul PGA dapat membentuk satu glukosa saja.
Siklus
Calvin dikatakan lengkap bila pembentukan glukosa disertai regenerasi RuBP.
Satu molekul CO2 yang tercampur menjadi 6 molekul CO2 dan
keenamnya bergabung menjadi 6 molekul RuBP dihasilkan 1 glukosa dan enam RuBP
sehingga siklus dapat dimulai kembali.
d)
Determinasi
1B:tumbuh-tumbuhan
dengan bunga sejati. Sedikit-dikitnya dengan benang sari dan atau putik.
Tumbuh-tumbuhan berbunga......................2
2b:tidak
ada alat pembelit. Tumbuh-tumbuhan dapat juga memanjat atau membelit (dengan
batang,poros daun atau tangkai daun)................3
3b:daun
tidak berbentuk jarum atau tidak terdapat dalam berkas tersebut
diatas..........4
4b:tumbuh-tumbuhan
tidak menyerupai bangsa rumput. Daun dan atau bunga berlainan dengan yang
diterangkan diatas........................6
6b:dengan
daun yang jelas............7
7b:bukan
tumbuh-tumbuhan bangsa palem atau yang menyerupainya.........9
9b:tumbuh-tumbuhan
tidak memanjat dan tidak membelit........10
10b:daun
tidak tersusun demikian rapat menjadi roset....................11
11b:tidak
demikian. Ibu tulang daun dapat dibedakan jelas dari jaring urat daun dan dari
anak cabang tulang daun yang kesamping dan serong keatas......12
12a:tidak
semua daun dalam karangan. Atau tidak ada daun sama sekali..........13
13b:tumbuh-tumbuhan
berbentuk lain..........14
14b:semua
daun duduk berhadapan ............16
16a:daun
tunggal, berlekuk atau tidak, tetapi tidak berbagi menyirip rangkap sampai
bercangap menyirip rangkap (golongan 19) ............239
239b:tumbuh-tumbuhan
tanpa getah.........243
243b:tidak
hidup dari tumbuh-tumbuhan lain.......244
244b:susunan
tulang daun tidak demikian. Seluruhnya atau sebagian besar tulang daun tersusun
menyirip, menjari atau sejajar................248
248b:daun
bertulang menyirip atau menjari, susunan urat daun seperti jala.......249
249b:daun
tak mempunyai serabut demikiam. Bunga berbentuk lain............250
250a:pohon
atau perdu..............251
251b:tidak
terdapat daun penumpu atau daun penumpu berbentuk lain.......253
253b:bunga
tunggal, pandan, bulir, payung atau malai................254
254b:susunan
tulang daun tidak demikian...................255
255b:kelopak
tanpa ujung yang terlepas sebagai manguk.................256
256b:tajuk
bunga atau tenda bunga lepas........261
261a:benang
sari banyak .............................262
262b:bunga
tersusun dalam kelompok yang kecil saja atau bunga tunggal. Daun mahkota tidak
berumbai keriting. Buah buni ....................263
263b:daun
mahkota membulat sampai memanjang, tidak sangat sempit, jelas dapat dibedakan
dari benang sarinya, setidak-tidaknya pada waktu pucuk tepinya satu sama lain
saling menutupi..........264
264b:daun
mahkota lima helat, tidak keriput pada waktu kuncup. Daun berbintik yang
transparan. 94
Myrtaceae
e)
Klasifikasi
Cengkih (Syzygium aromaticum)
Kerajaan :
Plantae
Divisi : Angiosperma
Ordo :Myrtales
Famili :
Myrtaceae
Genus :
Syzygium
Spesie
: Syzygium aromatikum
Pemerian
Pohon cengkih
merupakan tanaman tahunan yang dapat
tumbuh dengan tinggi 10–20 m, mempunyai daun berbentuk
lonjong yang berbunga pada pucuk-pucuknya. Tangkai buah pada awalnya berwarna
hijau, dan berwarna merah jika bunga sudah mekar. Cengkih akan dipanen jika
sudah mencapai panjang 1,5–2 cm.
f)
Kandungan
Kandungan bahan aktif dalam
bunga dan buah Cengkeh
Minyak esensial dari Cengkeh
mempunyai fungsi anestetik dan antimikrobial. Minyak Cengkeh sering digunakan
untuk menghilangkan bau napas dan untuk menghilangkan sakit gigi. Zat yang
terkandung dalam Cengkeh yang bernama eugenol, digunakan dokter gigi untuk
menenangkan saraf gigi. Minyak Cengkeh juga digunakan dalam campuran
tradisional chōjiyu (1% minyak Cengkeh dalam minyak mineral; "chōji"
berarti Cengkeh; "yu" berarti minyak) dan digunakan oleh orang Jepang
untuk merawat permukaan pedang mereka.
Aroma dari cengkeh adalah
spicy, peppery, sweet, fruit, phenolic, woody, dan musty. Flavor cengkeh adalah
warm, spicy, fruit, asirigeni, slighty, bitter. Minyak esensial cengkeh,
terutama diekstrak dari pucuk cengkeh. Jumlah minyak esensial dari pucuk
cengkeh adalah 17% dimana 93% nya adalah eugenol .
Tanaman cengkeh memiliki
kandungan minyak atsiri yang cukup tinggi. Setiap bagian pohon mengandung
minyak, mulai dari bunga, daun, gagang hingga akar. Kandungan minyak cengkeh
pada tanaman cengkeh bervariasi jumlahnya, namun yang tertinggi terdapat pada
bagian bunga yaitu sekitar 14 – 21%, sedangkan pada gagang cengkeh yaitu
sekitar 5 – 6%.
Minyak Cengkeh
Minyak Cengkeh
Minyak cengkeh merupakan
minyak atsiri yang dapat digunakan sebagai pengobatan alternatif. Banyak zat
terkandung dalam minyak cengkeh yaitu antibiotik, anti-virus, anti-jamur dan
memiliki khasiat sebagai antiseptik. Selain itu ditemukan pula sekitar 60-90
persen eugenol dalam minyak cengkeh.
Kandungan lain yang tedapat
di dalamnya adalah zat mangan, asam lemak omega 3, magnesium, serat, zat besi,
potasium dan juga kalsium. Vitamin yang diperlukan oleh tubuh juga ada di
dalamnya terutama vitamin C dan vitamin K.
Manfaat Cengkeh untuk Obat.
Di Eropa dan Asia, Cengkeh banyak dimanfaatkan untuk bumbu baik utuh ataupun
dalam bentuk bubuk. Bahkan di Indonesia, cengkeh biasa dipakai sebagai bahan
rokok kretek. Sedangkan di Jepang dan Cina, cengkeh dimanfaatkan sebagai bahan
pewangi dupa.
g)
Khasiat
·
Mengatasi sakit gigi
Jika mengalami gigi yang
berlubang sumbatlah dengan kapas yang sudah diberi dengan minyak cengkeh
tersebut.
·
Mengatasi batuk
Caranya campur cengkeh
tersebut dengan garam lalu kunyah sehingga dapat membantu mengeluarkan dahak
tersebut.
·
Mengatasi masuk angin
Caranya 5butir cengkeh,
5gr kayu manis, 5gr biji pala, 5butir merica semua dihaluskan hingga menjadi
bubuk lalu diseduh dengan 100cc air panas kemudian di minum.
·
Menghilangkan bau mulut
Caranya 10butir cengkeh
dicuci lalu diseduh dengan 200cc air panas, diamkan selama 5menit kemudian di saring
dan airnya di pakai untuk kumur-kumur. Lakukan setiap hari secara rutin.
·
Menghitamkan alis mata
Caranya 5-7 buah cengkeh
kering dibakar sampai hangus. Kemudian ditumbuk sampai halus dan ditambah
minyak kemiri secukupnya, oleskan pada alis mata pada sore hari.
BAB III
PENUTUP
6.1 Kesimpulan
Lidah buaya memiliki nama latin Aloe
barbadensis Milleer dan termasuk
dalam keluarga liliaceae. Tanaman lidah buaya tidak hanya digunakan sebagai tanaman hias saja, tetapi
juga dapat dikonsumsi. Lidah buaya juga memiliki manfaat sebagai obat dan
kosmetik/kecantikan. Lidah buaya dapat digunakan untuk menyuburkan rambut.
Lidah buaya juga dapat digunakan untuk mengobati sejumlah penyakit serius,
diantaranya yaitu diabetus melitus dan serangan jantung. Selain itu lidah buaya
dapat dipergunakan sebagai obat dari berbagai penyakit seperti bisul, kulit
memar, bibir pecah-pecah, rambut rontok, wasir dan radang.
Tanaman cengkeh mempunyai nama latin Syzygium
aromaticum dan termasuk dalam keluarga Myrtaceae.Tanaman cengkeh adalah tanaman yang hanya hidup di dataran tinggi,seperti pegunungan.tanaman tersebut
juga mempunyai banyak manfaat,diantaranya adalah untuk mengatasi
sakit gigi,mengatasi batuk,mengatasi masuk angin,menghilangkan bau mulut,dan
menghitamkan alis mata.
6.2 Saran
Dengan adanya makalah ini diharapkan
pembaca dapat memahami tentang sejarah, morfologi, anatomi dan fisiologi,
determinasi, klasifikasi, kandungan, serta khasiat dari tanaman lidah buaya dan
cengkeh sehingga dapat menambah pengetahuan mengenai materi tersebut.
Makalah ini masih jauh dari kata
sempurna,oleh karena itu kritik dan saran dari pembaca yang sifatnya membangun
sangat kami harapkan.
DAFTAR
PUSTAKA
Books References:
Furnawanthi, Irni. 2002. Khasiat dan Manfaat Lidah Buaya.
Jakarta Selatan:
Agromedia Pustaka.
Gardner,
F. P., R. B. Pearce, dan R. L. Mitchell. 1991. Fisiologi Tanaman Budidaya.
Jakarta:Universitas Indonesia.
Rostita.
2008. Berkat Lidah Buaya.Bandung:Qanita
Salysbury, F. B dan W. C. Ross. 1995. Fisiologi Tumbuhan,
Jilid I.Bandung:ITB.
Sudarmo, S.2005."Pestisida
Nabati, Pembuatan dan Pemanfaatannya", halaman 28.
Yogyakarta:Penerbit Kanisius.
Sudarto. 1997. Lidah Buaya.Yogyakarta: Kanisius
Tjitrosoepomo, G. 1994. Taksonomi
Tumbuhan Obat-obatan.Yogyakarta:
Gajah Mada University Press
Wahjono, E. Dan Koesnandar. 2007. Mengebunkan Lidah Buaya
Secara Intensif.
Jakarta:AgroMedia
Pustaka.
Websites
References:
diakses 22 Oktober 2014.
buaya.pdf, diakses 22 Oktober 2014.
Komentar
Posting Komentar