makalah senyawa kuersetin
Brebes, Jawa Tengah
MAKALAH FITOKIMIA II
KUERSETIN
DI SUSUN OLEH:
Nama :
Firman Sidiq Putrawan
NIM :
E0014037
Dosen Pengampu :
Oktariani
Pramiastuti S.Si.,Apt
PROGRAM STUDI S1 FARMASI
STIKES BHAKTI MANDALA HUSADA SLAWI
Jl.
Cut Nyak Dhien No.16, Desa Kalisapu, Kec. Slawi, Kabupaten Tegal, Jawa Tengah
-52416
Telp.
(0283) 6197571 Fax. (0283) 6198450 Homepage website www.stikesbhamada
ac.id email stikes_bhamada
2016
Kata
Pengantar
Pertama-tama
kami mengucapkan puji dan syukur yang sedalam-dalamnya kepada ALLAH SWT atas
segala rahmat dan karunia yang telah diberikan, sehingga akhirnya makalah ini
dapat selesai dengan baik. Kami sangat menyadari bahwa tanpa bantuan,
bimbingan, dorongan dan pertolongan dari banyak pihak, pelaksanaan makalah ini
tidak dapat berjalan dengan baik.
Maka
dari itu, saya ingin mengucapkan terima kasih atas dukungan dan motivasi baik
secara langsung maupun tidak langsung dari keluarga dan teman-teman. Didalam
pembuatan makalah ini, kami menyadari betul bahwa kami belum
berpengalaman dalam menulis makalah. Oleh karena itu, kami mohon maaf
atas semua kesalahan dan kekurangan yang tedapat dalam makalah ini. Akhir kata kami
berharap agar makalah ini dapat bermanfaat
bagi kita semua.
Slawi,
Desember 2015
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman Judul......................................................................................................... i
Kata Pengantar............................................................................................... ........ ii
Daftar Isi. ........................................................................................................ ........ iii
BAB I PENDAHULUAN................................................................................. ........ 1
A.
Latar Belakang.............................................................................. ........ 1
B.
Rumusan Masalah........................................................................ ........ 2
C.
Tujuan............................................................................................ ........ 2
BAB II PEMBAHASAN.................................................................................. ........ 3
A...... Flavonoid....................................................................................... ........ 3
B...... Kuersetin ....................................................................................... ........ 4
C...... Ekstraksi
Senyawa Kursetin .................................................................. 6
BAB III PENUTUP.......................................................................................... ........ 9
A. .... Kesimpulan.................................................................................... ........ 9
B. .... Saran............................................................................................. ........ 9
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................... ........ 10
LAMPIRAN............................................................................................................... 11
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Indonesia merupakan
Negara yang mempunyai keanekaragaman hayati tertinggi di dunia setelah Brazil.
Banyak keanekaragaman hayati Indonesia belum diketahui potensinya, akan tetapi
telah mengalami kepunahan. Salah satu keanekaragaman hayati yang belum banyak
digali potensinya adalah tumbuhan lumut. Tumbuhan lumut yang terdapat di
Indonesia mencapai 1500 spesies, tetapi belum banyak penelitian yang mengkaji
potensi tumbuhan lumut Indonesia.
Indonesia merupakan
negara beriklim tropis yang memiliki keanekaragaman hayati sangat melimpah.
Salah satu sumber daya alam hayati yang memiliki peranan sangat penting bagi
kehidupan makhluk hidup adalah tumbuhan. Peranan peting tumbuhan diantaranya
sebagai sumber pangan, sandang, sumber obat, bahan baku kosmetik, bahan bakar
nabati dan yang sangat penting adalah sebagai pabrik oksigen di bumi.
Salah satu metabolit sekunder yang dihasilkan tumbuhan
adalah flavonoid. (Hoffmann, 2003). Flavonoid merupakan satu dari banyak
senyawa fenol di alam yang terdapat dalam tumbuhan. Flavonoid memiliki
kemampuan antara lain mengubah metabolisme aktivitas sitokrom P450, sehingga
dapat mengubah metabolisme obat tertentu dalam tubuh. Bila dilihat dari
strukturnya, flavonoid terbagi menjadi 2 jenis yaitu flavonoid yang memiliki
gugus hidroksil bebas dan flavonoid yang yang tidak memiliki gugus hidroksil
bebas. Kedua jenis flavonoid tersebut memliliki aktivitas yang berbeda, yaitu
flavonoid yang memiliki gugus hidroksil bebas dapat menginhibisi aktivitas
sitokrom P450 sedangkan untuk flavonoid yang tidak memiliki gugus hidroksil
bebas dapat menstimulasi aktivitas sitokrom P450 (Yan dkk, 1994).
Flavonoid merupakan senyawa
metabolit sekunder yang terdapat pada tanaman hijau, kecuali alga.
Flavonoid yang lazim ditemukan pada tumbuhan tingkat tinggi (Angiospermae)
adalah flavon dan flavonol dengan C- dan O-glikosida, isoflavon C- dan
O-glikosida, flavanon C- dan O-glikosida, khalkon dengan C- dan O-glikosida dan
dihidrokhalkon, proantosianidin
dan antosianin, auron O-glikosida dan dihidroflavonol O-glikosida. Golongan
flavon, flavonol, flavanon, isoflavon,dan khalkon juga sering ditemukan dalam
bentuk aglikonnya.
Flavonoid termasuk senyawa
fenolik alam yang potensial sebagai antioksidan dan mempunyai bioaktifitas
sebagai obat. Senyawa-senyawa ini dapat ditemukan pada batang, daun,
bunga dan buah. Flavonoid dalam tubuh
manusia berfungsi sebagai antioksidan sehingga sangat baik untuk pencegahan kanker. Manfaat
flavonoid antara lain adalah untuk melindungi struktur sel, meningkatkan
efektivitas vitamin C, anti-inflamasi, mencegah keropos tulang dan sebagai
antibiotik
Kuersetin adalah salah satu zat aktif
di kelas flafonoid yang secara biologis amat kuat. Bila vitamin c memiliki aktivitas
antioksidan 1, maka kuersetin memiliki aktifitas anti osidan 4,7 . flafonoid
merupakan kelompok antioksidan bernama polifenl yang terdiri atasantosianidin,
biflafon, katekin, flavanon, flavon, dan flavonol. Kuersetin terasuk golongan
flavonol.
Kuersetin dipercaya dapat menyembuhkan
beberapa penyakit degeneratif, dengan cara mencegah terjadinya proses
peroksidasi lemak. Kuersetin memperlihatkan proses oksidasi dari Low Density
Lipoprotein (LDL) dengan cara menangkap radikal bebas dan menghelat ion logam
tansisi.
B.
Rumusan Masalah
1.
Apa yang dimaksud dengan
flavonid?
2.
Apa yang dimaksud dengan kuersetin?
3.
Bagaiman cara
mengisolasi senyawa kuersetin?
C.
Tujuan
1.
Mengetahui apa yang dimaksud
flavonoid.
2.
Mengetahui apa yang dimakud
dengan kuersetin.
3.
Mengetahui bagaimana cara
mengisolasi senyawa kuersetin.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Flavonoid
Flavonoid adalah suatu kelompok
senyawa fenol terbesar yang ditemukan di alam. Senyawa-senyawa ini merupakan
zat warna merah, ungu dan biru, dan sebagian zat warna kuning yang ditemukan
dalam tumbuh- tumbuhan.
Flavonoid mempunyai kerangka dasar
karbon yang terdiri dari 15 atom karbon, dimana dua cincin benzene (C6) terikat
pada suau rantai propane(C3) sehingga membentuk suatu susunan C6-C3-C6. Susunan
ini dapat menghasilkan tiga jenis struktur, yakni 1,3-diarilpropan atau
flavonoid, 1,2- diarilpropan atau isofalvonoid, dan 1,1-diarilpropan atau
neoflavonoid. Ketiga struktur tersebut dapat dilihat pada gambar 1.
Gambar 1. Struktur Flavonoid (a) Flavonoid,
(b) Isoflavonoid, (c) Neoflavonoid.
Istilah “flavonoid yang
diberikan untuk senyawa-senyawa fenol ini berasal dari kata flavon, yakni nama
dari salah satu jenis flavonoid yang terbesar jumlahnya dan juga lazim
ditemukan. Senyawa-senyawa flavon ini mempunyai kerangka 2-fenilkroman (gambar
2), dimana posisi orto dari cincin A dan atom karbon yang terikat pada cincin B
dari 1,3-diarilpropan dihubungkan oleh jembatan oksigen, sehingga membentuk
suatu cincin heterosiklik yang baru (cincin C).
Gambar 2. 2-fenilkroman
Senyawa-senyawa flavonoid terdiri atas
beberapa jenis, bergantung pada tingkat oksidasi dari rantai propan dan system
1,3-diarilpropan. Dalam hal ini, flavan mempunyai tingkat oksidasi yang
terendah sehingga senyawa ini dianggap sebagai senyawa induk dalam tatanama
senyawa-senyawa turunan flavon.
Salah satu cincin benzene (cincin A)
dari flavonoid mempunyai pola oksigenasi yang berselang-seling, seperti
fologlusinol, sedangkan cincin benzene yang lain (cincin B) mempunyai pola
oksigenasi dari fenol, katekol, atau pirogalol (satu para plus dua meta).
Senyawa-senyawa flavonoid terdapat
dalam semua bagian tumbuhan tinggi, seperti bunga, daun, ranting, buah, kayu,
kulit kayu dan akar. Akan tetapi, senyawa flavonoid tertentu seringkali
terkonsentrasi dalam suatu jaringan tertentu, misalnya antoisianidin adalahzat
warna dari bunga, buah, dan daun. Sebagian
besar flavonoid alam ditemukan dalam bentuk glikosida, dimana unit flavonoid
terikat pada suatu gula. Flavonoid dapat
ditemukan sebagai mono-, di-, atau triglikosida, dimana satu, dua, atau tiga
gugus hidroksil dalam molekul flavonoid terikat oleh gula. Poliglikosida larut
dalam air dan hanya sedikit larut dalam pelarut-pelarut organic seperti
eter,benzene, kloroform, dan aseton.
B.
Kuersetin
Taksonomi kuercetin
Kuersetin adalah senyawa kelompok
flavonol terbesar, kuersetin dan glikosidanya berada dalam jumlah sekitar
60-75% dari flavonoid. Kuersetin dipercaya dapat melindungi tubuh dari beberapa
jenis penyakit degenerative dengan cara mencegah terjadinya proses peroksidasi
lemak. Kuersetin memperlihatkan kemampuan mencegah proses oksidasi dari Low
Density Lipoproteins (LDL) dengan cara menangkap radikal bebas dan menghelat
ion logam transisi.
Ketika flavonol kuersetin bereaksi
dengan radikal bebas, kuersetin mendonorkan protonnya dan menjadi senyawa radikal,
tapi elektron tidak berpasangan yang dihasilkan didelokaslisasi oleh resonansi,
hal ini membuat senyawa kuersetin radikal memiliki energi yang sangat rendah
untuk menjadi radikal yang reaktif.
Tiga
gugus dari struktur kuersetin (Gambar 4) yang membantu dalam menjaga kestabilan
dan bertindak sebagai antioksidan ketika bereaksi dengan radikal bebas antara
lain:
1. Gugus O-dihidroksil pada cincin B
2. Gugus 4-oxo dalam konjugasi dengan
alkena 2,3
3. Gugus 3- dan 5- hidroksil
Gugus
fungsi tersebut dapat mendonorkan elektron kepada cincin yang akan meningkatkan
jumlah resonansi dari struktur benzene senyawa kuersetin.
Kebanyakan flavonoid terikat pada gula
dalam bentuk alamiahnya yaitu dalam bentuk O-glikosida, dimana proses
glikosilasi dapat terjadi pada gugus hidroksil mana saja untuk menghasilkan
gula. Bentuk glikosida kuersetin yang paling umum ditemukan adalah kuersetin
yang memiliki gugus glikosida pada posisi 3 seperti kuersetin-3-O- glukosida
Para ilmuan telah melakukan penelitian
untuk mengidentifikasi dan mengetahui jumlah kandungan flavonoid dari berbagai
jenis makanan. Konsentrasi tertinggi dari flavonol ditemukan dalam sayuran
seperti pada bawang dan brokoli, dalam buah seperti apel, ceri, beri, dan pada
minuman eperti anggur merah. Pada tabel 3 ditunjukkan kandungan kuersetin pada
beberapa makanan.
Preparasi dan penyimpanan makanan
dapat mempengarhi konsentrasi kuersetin dalam makanan. Makanan yang telah
digoreng atau dimasak memiliki kandungan kuersetin yang lebih rendah. Pemasakan
makanan dapat menyebabkan terjadinya proses degradasi oleh panas dan dapat
melarutkan kuersetin dari air yang mendidih. Hal ini bervariasi untuk tiap
jenis makanan, misalnya pada bawang yang memiliki kandungan kuersetin konjugasi
yang dapat mempertahankan kestabilannya hingga temperature diatas 100
C. Ekstraksi Senyawa Kuersetin
Salah satu penelitian yang dilakukan
oleh Andika Nugraha dan MT. Ghozali dari Universitas Muhammadiyah Yogyakarta,
FKIK prodi Farmasi yang berjudul Penetapan Kadar
Flavonoid Kuersetin Ekstrak Kulit Buah Apel Hijau (Pyrus Malus L.) Dengan
Menggunakan Metode Kromatografi Cair Kinerja Tinggi
Teknik ekstraksi dan pemurnian:
50 gram bahan kering
kulit buah apel hijau (Pyrus malus L.) diekstraksi menggunakan teknik maserasi, cara ini merupakan metoda yang mudah
dilakukan dan menggunakan alat-alat sederhana, cukup dengan merendam sampel
dalam pelarut selama 5 hari dan digojog setiap pagi, siang dan sore. Tujuan
penggojogan ini adalah cairan pelarut akan masuk ke dalam sel melewati dinding sel.
Isi sel akan larut karena adanya perbedaan konsentrasi antara larutan di dalam
sel dengan di luar sel. Larutan yang konsentrasinya tinggi akan terdesak keluar
dan diganti oleh cairan pelarut dengan konsentrasi rendah (proses difusi).
Pelarut yang digunakan adalah metanol 70 % kemudian ekstrak yang diperoleh
dipekatkan dalam evaporator vakum suhu 50o C. Tuangkan dalam cawan
porselin, dipanaskan dengan kompor listrik dan dibantu dengan kipas angin
sambil terus diaduk juga suhu tetap di kontrol dengan termometer. Proses ini
untuk menguapkan etanol sehingga diperoleh ekstrak yang kental dengan
konsentrasi 100%. Metanol digunakan sebagai pelarut awal karena metanol
memiliki struktur molekul kecil yang mampu menembus semua jaringan tanaman
untuk menarik senyawa aktif keluar. Metanol dapat melarutkan hamper semua
senyawa organic, baik senyawa polar maupun non-polar, metanol mudah menguap
sehingga mudah dipisahkan dari ekstrak. Ekstrak kental metanol yang diperoleh
diencerkan dengan air. Senyawa flavonoid umumnya mudah larut dalam air,
terutama bentuk glikosidanya, senyawa tersebut dapat diekstraksi dengan menggunakan
pelarut air.
Penentuan Panjang Gelombang Pengukuran
Baku Standar Kuersetin: Penentuan panjang gelombang pengukuran standar
kuersetin dibuat menggunakan spektrofotometer UV antara panjang gelombang 250 –
800 nm. Standar kuersetin memberikan serapan maksimum pada panjang gelombang
371,50 nm dengan absorbansi 0,913 dan digunakan pada pendeteksian hasil
analisis dengan KCKT.
Optimasi Sistem KCKT
: Sistem KCKT yang digunakan untuk analisis kuersetin adalah sebagai berikut
(Bharti, et al., 2012) : KCKT: Shimadzu ; Fase diam : Kolom C-18 (250 x 4,6
mm): Fase gerak Methanol : Air (59 :41) Kecepatan alir : 1,2 ml/menit ; Volume
injeksi (loop) : 20 μL ; Detektor : UV 371 nm Hasil optimasi dalam analisis
senyawa kuersetin didapatkan waktu retensi 6,138 menit.
Hasil dari penetapan kadar kuersetin
dalam ekstrak kulit buah apel hijau 0 0 diperoleh sebesar 0,0143% b/b.
Penetepan 0,1 3950 kadar kuersetin dari hasil luas area yang didapat dari
kromatografi cair kinerja 0,3 10995 tinggi (KCKT). Sampel yang digunakan untuk
menetapkan kadar flavonoid 0,6 24806 kuersetin dalam kulit buah apel ini adalah
1,2 53727 hasil ekstrak kental yang sudah dilakukan rotary. Volume tiap injeksi
adalah 20 uL. 2,4 108032 Pembuatan sampel untuk analisis KCKT dilakukan dengan
mengencerkan 1 kali 4,8 232947 masing-masing sampel. Slope (B) 47572 Sampel
yang telah diencerkan Intercept (A) 0 selanjutnya dianalisis dengan KCKT. Dari
hasil KCKT tersebut hanya didapatkan Koefisien Korelasi (r2) 0,9978 beberapa
puncak, hal ini dikarenakan panjang gelombang yang digunakan pada 371 nm.
Kemungkinan senyawa yang bisa terdeteksi pada panjang gelombang tersebut hanya
beberapa Senyawa-senyawa lain kemungkinan mempunyai rentang panjang gelombang
yng berbeda.
Penetapan kadar kuersetin dari hasil
luas area sebesar 17033 yang didapat dari kromatografi (KCKT) ini didapatkan
0,0143% b/b yang berarti tiap 100 gram ekstrak kulit buah apel hijau mengandung
0,0143 gram kuersetin.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
1. Flavonoid termasuk senyawa fenolik
alam yang potensial sebagai antioksidan dan mempunyai bioaktifitas sebagai
obat. Senyawa- senyawa ini dapat ditemukan pada batang, daun, bunga dan buah.
2. Kuersetin
adalah senyawa kelompok flavonol terbesar, kuersetin dan glikosidanya berada
dalam jumlah sekitar 60-75% dari flavonoid. Kuersetin dipercaya dapat
melindungi tubuh dari beberapa jenis penyakit degenerative dengan cara mencegah
terjadinya proses peroksidasi lemak
3. Senyawa
flavonoid kuersetin ekstrak kulit buah apel hijau yang dianalisis dengan KCKT
diperoleh kadar rata-rata sebesar 0,0143% b/b
B.
Saran
Selesainya makalah ini tidak terlepas dari banyaknya
kekurangan-kekurangan pembahasannya dikarenakan oleh berbagai macam faktor
keterbatasan waktu, pemikiran dan pengetahuan kami yang terbatas, oleh karena
itu untuk kesempernuan makalah ini kami sangat membutuhkan saran-saran dan
masukan yang bersifat membangun kepada
semua pembaca.
Sebaiknya
gunakanlah obat sesuai anjuran dokter, dan pergunakan lah obat tersebut sesuai
dengan diagnosa yang telah diperkirakan, jangan menggunakan obat kurang atau
melebihi batasnya.
DAFTAR PUSTAKA
Arifin, A. S. 1986.
materi pokok kimia organic bahan alam. Jakarta :
Penerbit Karunia
Bambang, 1997, Budidaya Apel,
Yogyakarta : Kanisius.
Nugraha
Andika Dan Ghozali Mt. 2010. Penetapan Kadar
Flavonoid Kuersetin Ekstrak Kulit Buah Apel Hijau (Pyrus Malus
L.) Dengan Menggunakan Metode Kromatografi
Cair Kinerja Tinggi. Universitas Muhamadiah. Yogyakarta.
Resi Agestia Waji,
2009, Kimia Organik Bahan Alam Flavonoid (Quersetin),
makalah, Fakultas Matermatika dan Ilmu
Pengetahuan Alam, Makassar. Soelarso,
Komentar
Posting Komentar