makalah kangker serviks


KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Alhamdulillahirabbilalamin, banyak nikmat yang Allah berikan, tetapi sedikit sekali yang kita ingat. Segala puji hanya layak untuk Allah Tuhan seru sekalian alam atas segala berkat, rahmat, taufik, serta hidayah-Nya yang tiada terkira besarnya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah dengan judul ”KANKER SERVIKS”.
Dalam penyusunannya, penulis memperoleh banyak bantuan dari berbagai pihak, karena itu penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada: Kedua orang tua dan segenap keluarga besar yang telah memberikan dukungan, kasih, dan kepercayaan yang begitu besar. Dari sanalah semua kesuksesan ini berawal, semoga semua ini bisa memberikan sedikit kebahagiaan dan menuntun pada langkah yang lebih baik lagi.
Meskipun penulis berharap isi dari makalah ini bebas dari kekurangan dan kesalahan, namun selalu ada yang kurang. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun agar skripsi ini dapat lebih baik lagi.
Akhir kata penulis berharap agar makalah ini bermanfaat bagi semua pembaca.


Slawi,juni 2015
Penyusun







DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.      Latar Belakang
2.       Rumusan Masalah
3.      Tujuan
BAB  II ISI
1.      Pengertian
2.      Gejala
2.1   Tanda-Tanda kanker serviks stadium 1
2.2   Tanda-Tanda kanker serviks stadium 2
2.3   Tanda-Tanda kanker serviks stadium 3
2.4   Tanda-Tanda kanker serviks stadim 4
3.      Penyebab
4.      Faktor Resiko
4.1  Faktor Alamiah
4.2 Faktor Kebersihan
4.3 Faktor Pilihan
        5. Diagnosis
        6. Pencegahan
            6.1  Pemberian vaksin kanker serviks
            6.2  Deteksi dengan Pap Smear
            6.3. Hindari hubungan seks bebas
             6.4 Hindari rokok
           6.5 Menghindari diet tidak seimbang
          6.6 Produk kimia berbahaya
        7. Pengobatan
                7.1 Radioterapi dan Kemoterapi
            7.2 Tindakan operasi

        8, Pemeriksaan penunjang yang di lakuakn
8.1  Pemeriksaan dengan pap smear
8.1.1        Pengertian
8.1.2        Cara Kerja
8.1.3        Persiapan sebelum pemeriksaan pap smear
8.1.4        Tempat dan biaya pemeriksaan pap smear
8.2  Pemeriksaan dengan metode IVA  test
8.2.1        Pengertian
8.2.2        Tujuan
8.2.3        Syarat IVA test
8.2.4        Pelaksaan skrinning  IVA
8.2.5        Cara Kerja
8.2.6        Tata laksanaan IVA
8.2.7         Tempat pelayanan
           
BAB III PENUTUP





BAB I
PENDAHULUAN
Makalah Tentang Kanker Serviks


      1.   Latar Belakang
Kanker serviks merupakan kanker yang primer berasal dari serviks (kanalis servikalis dan atau porsio).Setengah juta kasus dilaporkan setiap tahunnya dan insidensinya lebih tinggi di negara sedang berkembang. Hal ini kemungkinan besar diakibatkan belum rutinnya program skrining pap smear yang dilakukan. Di Amerika latin, gurun Sahara Afrika dan Asia tenggara termasuk Indonesia kanker serviks menduduki urutan kedua setelah kanker payudara.
Di Indonesia dilaporkan jumlah kanker serviks baru adalah 100 per 100.000 penduduk per tahun atau 180.000 kasus baru dengan usia antara 45-54 tahun dan menempati urutan teratas dari 10 kanker yang terbanyak pada wanita. Perjalanan penyakit karsinoma serviks merupakan salah satu model karsinogenesis yang melalui tahapan atau multistep, dimulai dari karsinogenesis yang awal sampai terjadinya perubahan morfologi hingga menjadi kanker invasif.Studi-studi epidemiologi menunjukkan 90% lebih kanker serviks dihubungkan dengan jenis human papilomma virus (HPV).Beberapa bukti menunjukkan kanker dengan HPV negatif ditemukan pada wanita yang lebih tua dan dikaitkan dengan prognosis yang buruk




2.Rumusan masalah

  

BAB II
ISI

      1.   PENGERTIAN
      Kanker serviks merupakan penyakit secara langsung bagi penderitanya yakni mudah ginekologik yang memiliki tingkat keganasan lelah, perubahan warna kulit, maupun penurunan yang cukup tinggi dan menjadi penyebab berat badan secara drastis. Pada penderita kanker kematian utama akibat kanker pada wanita di serviks yang menjalani pengobatan dengan negara-negara berkembang. Kanker serviks radioterapi akan menunjukkan efek samping yang merupakan keganasan yang terjadi pada leher cukup besar seperti semakin memburuknya rahim dan disebabkan oleh infeksi Human kemampuan fungsi seksual, lebih mudah Papilloma Virus (HPV). Pada penyakit kanker mengalami gangguan somatisasi serta timbulnya serviks menunjukkan adanya sel-sel abnormal gangguan psikososial. Kondisi psikologis yang yang terbentuk  oleh  sel-sel  jaringan  yang  terjadi pada penderita kanker serviks yang tumbuh  terus menerus  dan  tidak terbatas pada menjalani pengobatan radioterapi yakni bagian leher rahim. munculnya perasaan takut, tidak berdaya, rendah HPV ini ditularkan melalui hubungan diri, sedih dan lebih mudah mengalami seksual dan infeksinya terjadi pada 75% wanita kecemasan maupun depresi (Frumovitz dkk, yang telah berhubungan seksual. Kanker serviks 2005).
      Pada penelitian lain yang dilakukan oleh yang diderita individu berkaitan dengan perilaku Einstein dan kolega (2011) menunjukkan bahwa seksual dan reproduksi, seperti berhubungan 20% penderita melaporkan adanya komplikasi seksual pada usia muda, berganti-ganti pasangan meliputi kekeringan vagina, adanya ketakutan dalam berhubungan seksual, infeksi beberapa terhadap hubungan dengan keluarga akibat jenis virus, merokok, serta  tingkat kebersihan dan kekambuhan kanker. higienis sehari-hari individu yang rendah Perubahan-perubahan  sistem  dan  terutama kebersihan organ genital. Di Indonesia, fungsi  tubuh  yang  terjadi  pada  penderita terdeteksi setiap jam wanita Indonesia meninggal kanker  serviks dapat  menimbulkan  gangguan  dunia karena kanker serviks. Menurut data konsep  diri  penderita, dimana penderita Yayasan Kanker Indonesia, kanker serviks mengalami  kebergantungan  pada  orang  lain  menempati urutan pertama dengan prosentase untuk  memenuhi kebutuhan dasar dan 16% dari jenis kanker yang banyak menyerang penurunan keberfungsian anggota tubuh. Dengan perempuan Indonesia. (Yayasan Kanker adanya perubahan fungsi seksual pada  penderita Indonesia, 2011).
      Kanker serviks yang menjalani pengobatan Kanker serviks cenderung terjadi pada radioterapi menjadi salah satu sebab terjadinya usia pertengahan. Di Indonesia, serviks gangguan konsep diri penderita ke arah  yang  merupakan jenis kanker yang paling banyak negatif. Keadaan ini selanjutnya dapat menyerang wanita usia produktif. Pada usia 30-50 menyebabkan penurunan gambaran diri sehingga tahun perempuan yang sudah kontak seksual akan pada akhirnya mengakibatkan penurunan harga beresiko tinggi terkena kanker serviks. Usia diri individu. Perubahan gambaran diri terjadi tersebut merupakan puncak usia produktif pada hampir semua  penderita  kanker, jika  perempuan sehingga akan meyebabkan gangguan perubahan  ini  tidak  terintegrasi  dengan  konsep  kualitas hidup secara fisik, kejiwaan dan kesehatan diri  maka  kualitas  hidup penderita akan  seksual. menurun  secara  drastis (Indrayani, 2007). Gejala-gejala yang ditimbulkan akibat Radioterapi merupakan pengobatan yang penyakit kanker serviks (Mardjikoen, 2007), yakni ditujukan untuk kemungkinan survive setelah munculnya rasa sakit saat berhubungan seksual, pengobatan adekuat. Namun, efek samping perdarahan pasca senggama, keputihan berlebih, radioterapi memungkinkan timbulnya dampak pendarahan spontan vagina yang abnormal di luar negatif  secara fisik maupun psikis bagi penderita siklus menstruasi, penurunan berat badan kanker serviks. Penelitian ini berfokus pada drastis, nyeri atau kesulitan dalam berkemih, kualitas hidup pada penderita kanker serviks yang nyeri perut bagian bawah atau kram panggul. menjalani pengobatan radioterapi serta upaya Pengobatan yang dilakukan penderita yang dilakukan oleh penderita kanker serviks kanker serviks pun juga memberikan dampak fisik dalam mencapai kualitas hidupnya.

      2.   GEJALA
Kanker serviks tahap dini tidak menunjukkan gejala. Tanda umumnya yaitu:

  • pendarahan
  • Sakit punggung
  • Sakit saat buang air kecil dan air seni keruh
  • Konstipasi kronis dan perasaan kembung walaupun perut dalam keadaan kosong.
  • Rasa nyeri saat berhubungan seks dan keputihan
  • Salah satu kaki membengkak
  • Kebocoran urin atau feses dari vagina
Selain dari tanda-tanda di atas, kanker serviks di bagi dalam beberapa stadium dan tanda-tanda dari stadium adalah sebaagai berikut:
Tanda-tanda kanker serviks stadium awal dapat dilihat dari rasa sakit pada mulut rahim. Rasa sakit tersebut memang tidak muncul dengan intensitas yang sering. Tetapi jika penyakit ini semakin parah rasa sakit tersebut akan sangat terasa.
Apabila merasakan mulut rahim terasa sakit lebih baik segera memeriksakan diri ke dokter karena itu adalah salah satu tanda kanker rahim. Rasa sakit pada mulut rahim diakibatkan oleh virus human papilloma yang mulai menggerogoti sel dan jaringan pada mulut rahim.


2.2 Tanda-tanda kanker serviks stadium 2
Pada stadium Dua pasien dapat menunjukan gejala yang khas,yaitu pendarahan, keputihan patogenis, sakit pada area kewanitaan, nyeri buang air kecil,penurunan nafsu makan,cepat lelah
*Gambaran kanker serviks stadium 1 dan 2
2.3 Tanda-tanda kanker serviks stadium 3
Muncul pendarahan yang dengan beberapa tingkat yang berbeda. Gejala yang paling perlu diwaspadai adalah adanya pendarahan setelah hubungan suami istri. Pendarahan lain yang bisa terjadi adalah pendarahan yang muncul di luar siklus menstruasi atau menjelang dan sesudah menopause.
§  Munculnya keputihan dalam jangka waktu lama dan bahkan menyebabkan bau yang tidak enak.
§  Saat berhubungan seksual, organ di sekitar liang vagina biasanya akan terasa sakit dan tidak nyaman.
§  Muncul pendarahan dalam urin.
§  Timbul masalah pencernaan yang berhubungan dengan kesulitan buang air besar.
§  Timbul keinginan buang air kecil secara terus menerus.
§  Tidak memiliki nafsu makan, lebih mudah merasa lelah, lebih dan sedih.
§  Muncul rasa sakit pada bagian panggul belakang dan tidak nyaman untuk beberapa posisi duduk maupun berdiri.
2.4 Tanda-tanda kanker serviks stadium 4
Tanda dari kanker pada stadium empat adalah sebagai berikut
1.      Terjadi pendarahan hebat saat tidak sedang menstruasi dan menjelang atau sesudah masuk tahap menopause.
  1. Ada rasa sakit yang muncul pada tulang, otot dan panggul bagin bawah.
  2. Muncul rasa sakit yang berlebihan saat buang air besar atau buang air kecil dan bahkan kadang disertai dengan pendarahan.
  3. Mengalami gangguan nafsu makan, lelah dan badan menjadi lebih lemah.
  4. Biasanya penderita akan mengalami penurunan berat badan yang terjadi dalam waktu yang sangat cepat.
  5. Terkadang jika kanker telah menyebar ke bagian otot tubuh, maka seluruh badan akan merasa sakit dan tidak nyaman.

ü  Pemeriksaan Kanker Serviks Stadium 4

Pada awalnya semua jenis kanker serviks akan di temukan dari pemeriksaan Pap Smear. Ini adalah salah satu metode yang paling diakui untuk melihat pertumbuhan sel-sel abnormal pada bagian leher rahim. Penyebab kanker serviks yang masuk dalam beberapa jenis stadium adalah HPV (Human Papilloma Virus) dengan tipe HPV 16 dan HPV 18.
Pada kanker serviks stadium 4 biasanya hasil pemeriksaan tidak hanya dilakukan dengan Pap Smear saja. Jika hasil tes menunjukkan jumlah infeksi virus HPV dalam angka yang tinggi maka dokter akan menyarankan untuk melakukan biopsi, pemeriksaan panggul, tes darah dan –Ray. Berbagai jenis pemeriksaan ini dilakukan untuk mengetahu daerah penyebaran kanker dan tujuan pengobatan yang paling tepat.

ü  Pengobatan Kanker Serviks Stadium 4

Pengobatan untuk kanker serviks stadium 4 biasanya akan dilakukan dengan melihat kemampuan penderita. Beberapa kondisi penderita yang lemah biasanya akan dilakukan pengobatan paliatif. Hal ini terjadi karena kondisi penderita yang sangat lemah dan mungkin tidak akan kuat untuk menjalani prosedur operasi, kemoterapi maupun radiasi. Tapi pada dasarnya semua itu ada tergantung pada kesehatan umum penderita.
Metode pengobatan untuk kanker serviks stadium 4 akan dilakukan dengan kemoterapi dan radioterapi. Kedua jenis terapi ini akan memberikan hasil maksimal apabila dilakukan dalam waktu bersamaan. Namun, bagi penderita kanker seviks stadium 4 biasanya tidak memiliki kemampuan untuk menahan semua efek terapi.
Radioterapi menjadi solusi pengobatan bagi kanker serviks stadium 4. Terapi ini dilakukan dengan memberikan sinar X dosisi tinggi pada area panggul dan rongga vagina. Terapi ini dilakukan selama 20 hingga 25 kali dengan masa istirahat pada hari Sabtu dan Minggu.
Kemoterapi merupakan pengobatan yang dilakukan dengan memasukkan beberapa jenis obat keras untuk membunuh sel kanker. Pengobatan ini menjadi langkah yang paling efektif karena bisa mencegah dan membunuh sel kanker pada seluruh tubuh.

ü  Pencegahan Kanker Serviks Stadium 4

Kanker serviks stadium 4 bukan menjadi penyakit besar yang langsung tumbuh dalam tubuh. Kanker ini pada dasarnnya membutuhkan waktu infeksi yang sangat lama dan bisa mencapai 25 tahun. Cara terbaik untuk menghindari kanker serviks stadium 4 adalah dengan melakukan upaya pencegahan. Berikut ini adalah beberapa cara mencegah kanker serviks yang dapat kita lakukan.
  1. Melakukan pemeriksaan secara rutin bagi wanita yang sudah pernah melakukan hubungan seksual. Tindakan ini dilakukan dengan metode Pap Smear. Pemeriksaan ini akan membantu deteksi dini sehingga bisa dilakukan pengobatan dengan cepat jika ditemukan potensi sel kanker.
  2. Setia dengan pasangan. Memiliki hubungan seksual yang lebih aman akan menjauhkan wanita dari infeksi virus HPV. Penyebab kanker serviks adalah HPV tipe 16 dan 18. Melindungi diri dengan cara setia kepada pasangan akan memiliki resiko rendah terkena infeksi HPV.
  3. Melakukan vaksin HPV. Saat ini ada vaksin HPV yang bisa digunakan sejak umur 12 atau 13 tahun. Vaksin ini bisa mencegah dari infeksi virus HPV tipe 16 dan 18.
  4. Hentikan kebiasaan merokok. Jika Anda perokok maka segera hentikan kebiasaan buruk ini. Rokok memang tidak menimbulkan infeksi HPV secara langsung, tapi dalam tubuh perokok biasanya mereka tidak memiliki imunitas untuk mencegah infeksi HPV sehingga lebih berpotensi terkena kanker serviks.
Memiliki kebiasaan dan gaya hidup yang sehat akan mendukung tubuh agar bisa melindungi diri dari infeksi HPV. Pencegahan kanker serviks harus dilakukan sejak dini. Hal ini sangat penting agar bisa meningkatkan harapan bagi para penderita kanker serviks.





*Gambar Proses terjadinya kanker serviks



3.   PENYEBAB
Terinfeksi Human Papilloma Virus (HPV) merupakan sebab paling umum atau faktor utama terjadinya kanker serviks.Virus-virus ini ditularkan melalui hubungan seksual, baik oral maupun anal.Setiap wanita yang aktif secara seksual memiliki resiko terkena kanker serviks.Akan tetapi wanita dengan partner seks lebih dari satu memiliki resiko yang lebih besar.Wanita yang melakukan hubungan seks tanpa pelindung sebelum umur 16 tahun memiliki tingkat resiko tertinggi.Beberapa vaksinasi telah dikembangkan dan secara efektif membunuh HPV yang menjadi penyebab dari 70 hingga 85 persen kanker serviks. Vaksin HPV ditujukan untuk anak perempuan dan wanita dewasa dari usia 9 hingga 26 tahun karena vaksin hanya dapat bekerja sebelum infeksi terjadi. Akan tetapi, vaksinasi masih dapat dilakukan pada wanita yang belum aktif secara seksual pada usia dewasa. Mahalnya harga vaksin ini menjadi penyebab kekhawatiran. Akan tetapi, karena vaksin in hanya ditujukan untuk beberapa tipe kanker beresiko tinggi, wanita tetap harus melakukan Pap Smear, bahkan setelah vaksinasi.

4.   FAKTOR RESIKO
4.1   Faktor Alamiah
Faktor alamiah adalah faktor-faktor yang secara alami terjadi pada seseorang dan memang kita tidak berdaya untuk mencegahnya. Yang termasuk dalam faktor alamiah pencetus kanker serviks adalah usia diatas 40 tahun. Semakin tua seorang wanita maka makin tinggi risikonya terkena kanker serviks.Tetapi hal ini tidak hanya sekedar orang yang sudah berumur saja, yang berusia muda pun bisa terkena kanker serviks. Tentu kita tidak bisa mencegah terjadinya proses penuaan. Akan tetapi kita bisa melakukan upaya-upaya lainnya untuk mencegah meningkatnya risiko kanker serviks.Tidak seperti kanker pada umumnya, faktor genetik tidak terlalu berperan dalam terjadinya kanker serviks.Ini tidak berarti Anda yang memiliki keluarga bebas kanker serviks dapat merasa aman dari ancaman kanker serviks.Anda dianjurkan tetap melindungi diri Anda terhadap kanker serviks.

4.2    Faktor Kebersihan
         Keputihan yang dibiarkan terus menerus tanpa diobati. Ada 2 macam keputihan,  yaitu yang normal dan yang tidak normal. Keputihan normal bila lendir berwarna bening, tidak berbau, dan tidak gatal. Bila salah satu saja dari ketiga syarat tersebut tidak terpenuhi berarti keputihan tersebut dikatakan tidak normal. Segeralah berkonsultasi dengan dokter Anda bila Anda mengalami keputihan yang tidak normal.
         Penyakit Menular Seksual (PMS). PMS merupakan penyakit-penyakit yang ditularkan melalui hubungan seksual. PMS yang cukup sering dijumpai antara lainsifilis, gonore, herpes simpleks, HIV-AIDS, kutil kelamin, dan virus HPV.
         Pemakaian pembalut yang mengandung bahan dioksin. Dioksin merupakan bahan pemutih yang digunakan untuk memutihkan pembalut hasil daur ulang dari barang bekas, misalnya krayon, kardus, dan lain-lain.
         Membasuh kemaluan dengan air yang tidak bersih, misalnya di toilet-toilet umum yang tidak terawat. Air yang tidak bersih banyak dihuni oleh kuman-kuman.

                  4.3    Faktor Pilihan
Faktor ketiga adalah faktor pilihan, mencakup hal-hal yang bisa Anda tentukan sendiri, diantaranya berhubungan seksual pertama kali di usia terlalu muda. Berganti-ganti partner seks. Lebih dari satu partner seks akan meningkatkan risiko penularan penyakit kelamin, termasuk virus HPV. Memiliki banyak anak (lebih dari 5 orang). Saat dilahirkan, janin akan melewati serviks dan menimbulkan trauma pada serviks. Bila Anda memutuskan untuk memiliki banyak anak, makin sering pula terjadi trauma pada serviks. Pap Smear merupakan pemeriksaan sederhana yang dapat mengenali kelainan pada serviks. Dengan rutin melakukan papsmear, kelainan pada serviks akan semakin cepat diketahui sehingga memberikan hasil pengobatan semakin baik. Dokter yang tepat dalam melakukan pap smear adalah Dokter kandungan, tetapi beberapa Laboratorium Klinikpun dapat melakukannya.

5.   DIAGNOSIS
Pap Smear merupakan cara efektif sebagai tes skrining kanker serviks, kepastian diagnosa kanker serviks atau diagnosa pra-kanker memerlukan biopsi dari serviks. Biopsi umumnya dilakukan melalui colposcopy, inspeksi serviks melalui pencitraan yang diperbesar dengan melarutkan cairan asam untuk memperjelas sel-sel abnormal pada permukaan serviks. Proses ini memerlukan waktu 15 menit dan tanpa menimbulkan rasa sakit.
 Prosedur diagnosa lanjutan meliputi prosedur Loop Electrical Excision Procedure (LEEP), cone biopsies dan punch biposies.  Pap Smear merupakan cara efektif sebagai tes skrining kanker serviks, kepastian diagnosa kanker serviks atau diagnosa pra-kanker memerlukan biopsi dari serviks. Biopsi umumnya dilakukan melalui colposcopy, inspeksi serviks melalui pencitraan yang diperbesar dengan melarutkan cairan asam untuk memperjelas sel-sel abnormal pada permukaan serviks. Proses ini memerlukan waktu 15 menit dan tanpa menimbulkan rasa sakit. Prosedur diagnosa lanjutan meliputi prosedur Loop Electrical Excision Procedure (LEEP), cone biopsies dan punch biposies.
6. PENCEGAHAN
Pencegahan yang dapat di lalukan untuk menghindari kakner servis adalah sebagai berikut:
6,1. Pemberian vaksin kanker serviks
Keganasan kanker serviks dapat menyerang wanita tanpa melihat kelompok umur. Vaksin dapat diberikan pada kelompok umur 11-26. Vaksin diberikan pada bulan 0,1 dan bulan ke 6. Adapula untuk anda yang memiliki riwayat terinfesi virus papiloma manusia dapat diberikan vaksinasi dengan efektifias yang kurang. Vaksinasi dapat dilakukan di dokter kandungan. Vaksinasi hanya dilakukan untuk pencegahan bukan untuk pengobatan.
6.2. Deteksi dengan Pap Smear
Pap smear atau tes papaniculou merupakan metode skrining untuk dapat mendeteksi kanker serviks. Test ini telah terbukti dapat mendeteksi dini terjadinya infeksi virus penyebab kanker serviks, sehingga mampu menurunkan resiko terkena kanker serviks dan memperbaiki prognosis. Adapun anjuran untuk anda yang ingin mencegah sejak dini dapat melakukan pap smear setahun sekali  untuk  wanita yang telah menginjak usia 35 tahun, wanita yang pernah menderita infeksi HPV, wanita pengguna pil kontrasepsi. Lakukan sesering mungkin jika hasil pap smear anda menunjukan tidak normal atau setelah pengobatan prekanker . Untuk anda yang akan melakukan pap smear perhatikan ketentuannya agar hasil akurat :
·         Melakukan pap smear pada dua minggu setelah hari pertama haid.
·         Sebelum pemeriksaan sebaiknya tidak menggunakan obat atau bahan herbal pencuci alat kewanitaan.
·         Penderita paska persalinan dianjurkan datang 6-8 minggu untuk melakukan pap smear.
·         Selama 24 jam sebelum pemeriksaan tidak dianjurkan untuk berhubungan seksual.
6.3. Hindari hubungan seks bebas
Human papiloma virus (HPV) yaitu virus penyebab kanker serviks dapat menular melalui hubungan seksual. Fakta menunjukan hubungan seksual dengan menggonta-ganti pasangan menjadi penyebab utama penularan HVS.
6.4. Hindari rokok
Banyak pesan dan peringatan yang menyatakan bahwa rokok sangat membahayakan dan memicu timbulnya penyakit ringan atau berbahaya akan tetapi untuk sebagian orang (perokok) masih menganggap remeh pesan itu. Untuk anda wanita, penderita kanker serviks diantaranya adalah 30 persen dari wanita perokok aktif. Penyebabnya adalah kandungan zat kimia yang terdapat di dalam rokok memicu infeksi virus penyebab kanker serviks.
6.5. Menghindari diet tidak seimbang
Diet sudah menjadi kebiasaan wanita yang bersifat penting untuk menjaga bentuk tubuh dan kesehatan. Jika anda sering melakukan diet dan menghindari asupan buah dan sayur , itu merupakan diet salah . Diet yang salah dapat memicu perkembangan virus penyebab kanker serviks. Kandungan yang terdapat dalam sayur dan buah justru dapat membantu untuk melindungi anda dari serangan kanker serviks. Perhatikan pula makanan dan minuman anda jangan sampai mengandung zat kimia berbahaya seperti pengawet , pewarna  dan penyedao rasa.
6.6. Produk kimia berbahaya
Kehidupan modern yang bersifat instans justru memicu timbulnya kanker. Kandungan berbahaya yang terdapat di dalam pembungkus dan bahan plastik yang terkena panas memicu timbulnya kanker. Minimalisir penggunaan sterofom, bahan plastik yang dipanaskan atau terkena plastik. 
7.    PENGOBATAN
Pada tahap stadium 1, pasien dapat diberi pengobatan melalui prosedur bedah konservatif untuk wanita yang ingin mempertahankan kesuburan mereka, sementara yang lain dianjurkan untuk mengangkat seluruh organ uterus dan serviks (trachelectomy). Setelah prosedur pembedahan, umumnya direkomendasikan untuk menunggu sekurang-kurangnya satu tahun sebelum melakukan program kehamilan.
Karena terdapat kemungkinan penyebaran kanker pada kelenjar getah bening disaat tahap akhir stadium 1, spesialis bedah mungkin akan mengangkat beberapa kelenjar getah bening dari sekitar uterus untuk bahan evaluasi patologi.
Tumbuh kembalinya kanker pada sisa serviks sangatlah langka bila kanker telah sepenuhnya diangkat melalui trachelectomy.Akan tetapi, pasien dianjurkan untuk tetap melakukan pencegahan secara aktif dan melakukan pemeriksaan lanjutan, termasuk melakukan skrining Pap smear.
Tumor pada tahap awal dapat diobati melalui prosedur histerektomi radikal (pengangkatan seluruh uterus) dengan pengangkatan kelenjar getah bening.Terapi radiasi dengan atau tanpa kemoterapi dapat diberikan setelah prosedur pembedahan guna mengurangi resiko kembalinya kanker. Tumor usia dini berukuran besar dapat diobati dengan terapi radiasi dan kemoterapi dahulu. Histerektomi dapat dilakukan kemudian untuk mengendalikan kanker secara lokal dengan lebih baik.
Pada tahab stadium 2 awal maka dapat diobati dengan prosedur pengangkatan seluruh uterus. Sedangkan pada stadium lanjut yaitu stadium 2B hingga stadium 4B dengan menggunakan terapi kemoradiasi.
Pengobatan yang dilakukan pada kanker serviks tingkat keselamatan 5 tahun untuk kanker serviks tahap dini yaitu 92%. Sedangkan untuk kanker serviks stadium 1 maka 80-90% sedangkan pada 50-65% pada kanker stadium 2. Pada penderita kanker serviks stadium 3 hanya terjadi 25-35. Sedangkan pada stadium 4 sebesar 15%.
Pada tahap stadium 3 dan lanjut dapat dilakukan dengan beberapa prosedur du bawa ini:
7.1. Radioterapi dan Kemoterapi
Radioterapi merupakan pengobatan yang dilakukan dengan memberikan sinar X yang memiliki dosis tertentu. Sinar akan diarahkan ke beberapa titik di area panggul dan rongga vagina. Sinar ini akan membunuh sel kanker yang telah dan menyebar ke beberapa titik. Terapi ini akan dilakukan selama 20 hingga 35 kali tergantung kondisi penderita. Pengobatan ini juga biasanya akan dilakukan bersamaan dengan kemoterapi. Hal ini dilakukan untuk mengurangi pertumbuhan sel kanker lain.
Pengobatan radioterapi dan kemoterapi biasanya akan menimbulkan efek yang tidak nyaman bagi penderita. Beberapa gejala ini biasanya ditunjukkan dengan sakit perut atau diare, mudah lelah, tidak memiliki nafsu makan, depresi, muntah dan mual. Semua efek samping ini akan hilang sendiri setelah masa terapi selesai.
7.2. Tindakan operasi
Operasi yang diperlukan untuk menangani masalah kanker serviks stadium 3 biasanya dilakuan dengan melihat kondisi penderita. Tindaka operasi yang paling sering disarankan oleh dokter adalah histerektomi. Tindakan ini dilakukan untuk mengangkat leher rahim dan semua bagian rahim. Terkadang jika ditemukan penyebaran kanker pad ovarium dan saluran tuba falopi, maka kedua bagian ini juga akan diangkat.
Hal paling penting yang harus didapatkan oleh penderita kanker stadium 3 yang sedang menjalani perawatan dan pengobatan adalah dukungan dari keluarga. Selama masa terapi penderita akan merasa jauh lebih sakit daripada kondisi sebelumnya dan dokter juga biasanya akan memberikan beberapa jenis obat penghilang rasa sakit. 

8.   PEMERIKSAAN PENUNJANG YANG DAPAT DI LALUKAN

8.1.    PEMERIKSAAN DENGAN PAP SMEAR

8.1.1  PENGERTIAN
Test atau Pemeriksaan Pap Smear adalah metode (screening) ginekologi, merupakan pemeriksaan leher rahim (serviks) menggunakan alat yang dinamakan speculum, dan bisa dilakukan oleh dokter kandungan. Pemeriksaan ini dilakukan untuk mengetahui adanya HPV ataupun sel karsinoma penyebab Kanker Leher Rahim, sejak dini.Pemeriksaan ini lebih diutamakan pada perempuan yang sudah pernah melakukan hubungan seksual. Bahkan Perempuan yang pernah melakukan hubungan seksual selama tiga tahun dari kontak seksual pertama kali WAJIB melakukan pap smear. Namun saat ini apabila anda menginginkan hasil pemeriksaan yang lebih akurat ada metode lain untuk mendeteksi adalah kanker Leher Rahim (Kanker Serviks), yaitu dengan Pemeriksaan Thin Prep.
                Test Deteksi Dini Kanker Serviks
Pap smear atau Pap Test adalah tes spesifik yang digunakan untuk mendeteksi dini kanker leher rahim / kanker serviks.  Aktivitas seksual merupakan salah satu predisposisi kanker serviks, Sehingga Pap Smear menjadi salah satu pemeriksaan yang penting dilakukan oleh perempuan yang telah aktif secara seksual. Meski Pap smear hanya metoda skrining yang fungsinya untuk pencegahan Kanker Serviks, namun metode ini mampu mendeteksi lebih dari 90 % kanker leher rahim tahap awal yang masih mungkin untuk disembuhkan.

8.1.2 CARA KERJA PAP SMEAR
Pap smear sebaiknya dilakukan minimal satu kali dalam satu tahun. Pap Smear dilakukan di atas meja ginekologi oleh seorang dokter kandungan, dengan langkah pemeriksaan Pap Smear adalah sebagai berikut:
         Pemeriksaan dalam ini menggunakan spekulum yang berfungsi untuk membuka liang vagina.
         Sesudah terbuka pemeriksa dilakukan dan cairan leher rahim diambil menggunakan s spatula dan suatu sikat kecil yang halus. Cairan dari serviks tersebut kemudian dioles pada object glass dan dibawa ke laboratorium untuk proses dan membutuhkan waktu sekitar 3–7 hari untuk didapatkan hasilnya. 
         Dari hasil pemeriksaan diketahui apakah sel-sel leher rahim normal atau sudah menunjukkan tanda-tanda tidak normal (gejala awal kanker serviks)
         Dari 80 persen sel yang tidak normal belum tentu merupakan Gejala kanker Serviks, karena hanya bisa disebabkan oleh virus yang terinfeksi atau karena peradangan sebab lain pada Vagina. jika dilihat dari perbandingan, mungkin hanya sekitar 10 % hasil pap smear yang bermasalah. Dan dari seluruh hasil papsmear yang menunjukkan masalah, hanya sekitar satu persen saja yang berpotensi untuk berkembang menjadi kanker serviks.

8.1.3 PERSIAPAN SEBELUM PEMERIKSAAN PAP SMEAR
Apabila anda berencana melakukan Pemeriksaan Pap Smear sehingga hasil yang dihasilkan akurat, sebaiknya anda menghindari beberapa hal sebagai berikut:
         Lakukan Pemeriksaan Pap Smear ketika anda Tidak sedang haid atau ada perdarahan. Lakukan Pemeriksaan Jika tiga hari sesudah haid selesai.
         Tidak boleh berhubungan seksual, minimal tiga hari (3x24 jam).
         Tidak boleh memakai douch, cairan pembersih vagin atau antiseptik sejenisnya yang dimasukkan ke dalam vagina (Namun untuk membersihkan daerah bagian luar vagina masih diperbolehkan).
         Tidak sedang hamil. Lakukan Pemeriksaan papsmear sebaiknya dilakukan dua atau tiga bulan setelah melahirkan, atau ketika darah nifas sudah bersih.

8.1.4 TEMPAT DAN BIAYA PEMERIKSAAN PAP SMEAR
Pap smear bisa dilakukan oleh dokter kandungan dan bidan terlatih, baik di puskesmas sampai rumah sakit besar. Mengenai harga sangat bervariasi, jika dilakukan di puskesmas atau rumah sakit yang mendapatkan subsidi dari pemerintah biaya berkisar Rp 50.000 – Rp75.000, namun apabila dilakukan di tempat praktek Dokter Kandungan (S.Pog) Biaya Pap Smear mencapai Rp 300.000 - Rp 350.000

8.2.    PEMERIKSAAN DENGAN METODE IVA TEST
8.2.1   PENGERTIAN
IVA (inspeksi visual dengan asam asetat) merupakan cara sederhana untuk mendeteksi kanker leher rahim sedini mungkin (Sukaca E. Bertiani, 2009) IVA merupakan pemeriksaan leher rahim (serviks) dengan cara melihat langsung (dengan mata telanjang) leher rahim setelah memulas leher rahim dengan larutan asam asetat 3-5% (Wijaya Delia, 2010).
Laporan hasil konsultasi WHO menyebutkan bahwa IVA dapat mendeteksi lesi tingkat pra kanker (high-Grade Precanceraus Lesions) dengan sensitivitas sekitar 66-96% dan spesifitas 64-98%. Sedangkan nilai prediksi positif (positive predective value) dan nilai prediksi negatif (negative predective value) masing-masing antara 10-20% dan 92-97% (Wijaya Delia, 2010).
Pemeriksaan IVA merupakan pemeriksaan skrining alternatife dari pap smear karena biasanya murah, praktis, sangat mudah untuk dilaksanakan dan peralatan sederhana serta dapat dilakukan oleh tenaga kesehatan selain dokter ginekologi.
Pada pemeriksaan ini, pemeriksaan dilakukan dengan cara melihat serviks yantelah diberi asam asetat 3-5% secara inspekulo. Setelah serviks diulas dengan asam asetat, akan terjadi perubahan warna pada serviks yang dapat diamati secara langsung dan dapat dibaca sebagai normal atau abnormal. Dibutuhkan waktu satu sampai dua menit untuk dapat melihat perubahan-perubahan pada jaringan epitel. 
Serviks yang diberi larutan asam asetat 5% akan merespon lebih cepat daripada larutan 3%. Efek akan menghilang sekitar 50-60 detik sehingga dengan pemberian asam asetat akan didapat hasil gambaran serviks yang normal (merah homogen) dan bercak putih (displasia) (Novel S Sinta,dkk,2010).
8.2.2   TUJUAN
Untuk mengurangi morbiditas atau mortalitas dari penyakit dengan pengobatan dini terhadap kasus-kasus yang ditemukan. Untuk mengetahui kelainan yang terjadi pada leher rahim.

      8.2.3   SYARAT  IVA TEST
Sudah pernah melakukan hubungan seksual
Tidak sedang datang bulan/haid
Tidak sedang hamil                        
24 jam sebelumnya tidak melakukan hubungan seksual
      8.2.4   PELAKSAAN SKRINNING IVA
Untuk melaksanakan skrining dengan metode IVA, dibutuhkan tempat dan alat sebagai berikut:
Ruangan tertutup, karena pasien diperiksa dengan posisi litotomi.
Meja/tempat tidur periksa yang memungkinkan pasien berada pada posisi litotomi.
Terdapat sumber cahaya untuk melihat serviks
Spekulum vagina
Asam asetat (3-5%)
Swab-lidi berkapas
Sarung tangan

      8.2.5   CARA KERJA
                  Sebelum dilakukan pemeriksaan, pasien akan mendapat penjelasan mengenai prosedur yang akan dijalankan. Privasi dan kenyamanan sangat penting dalam pemeriksaan ini.
                  Pasien dibaringkan dengan posisi litotomi (berbaring dengan dengkul ditekuk dan kaki melebar).Vagina akan dilihat secara visual apakah ada kelainan dengan bantuan pencahayaan yang cukup.Spekulum (alat pelebar) akan dibasuh dengan air hangat dan dimasukkan ke vagina pasien secara tertutup, lalu dibuka untuk melihat leher rahim.
                  Bila terdapat banyak cairan di leher rahim, dipakai kapas steril basah untuk menyerapnya.Dengan menggunakan pipet atau kapas, larutan asam asetat 3-5% diteteskan ke leher rahim. Dalam waktu kurang lebih satu menit, reaksinya pada leher rahim sudah dapat dilihat.Bila warna leher rahim berubah menjadi keputih-putihan, kemungkinan positif terdapat kanker. Asam asetat berfungsi menimbulkan dehidrasi sel yang membuat penggumpalan protein, sehingga sel kanker yang berkepadatan protein tinggi berubah warna menjadi putih.
Bila tidak didapatkan gambaran epitel putih padadaerah transformasi bearti hasilnya negative
.
F.  PENA                          8.2.6  TATA LAKSANAAN IVA
                  Pemeriksaan IVA dilakukan dengan spekulum melihat langsung leher rahim yang telah dipulas dengan larutan asam asetat 3-5%, jika ada perubahan warna atau tidak muncul plak putih, maka hasil pemeriksaan dinyatakan negative. Sebaliknya jika leher rahim berubah warna menjadi merah dan timbul plak putih, maka dinyatakan positif lesi atau kelainan pra kanker.
                  Namun jika masih tahap lesi, pengobatan cukup mudah, bisa langsung diobati dengan metode Krioterapi atau gas dingin yang menyemprotkan gas CO2 atau N2 ke leher rahim. Sensivitasnya lebih dari 90% dan spesifitasinya sekitar 40% dengan metode diagnosis yang hanya membutuhkan waktu sekitar dua menit tersebut, lesi prakanker bisa dideteksi sejak dini. Dengan demikian, bisa segera ditangani dan tidak berkembang menjadi kanker stadium lanjut.
Metode krioterapi adalah membekukan serviks yang terdapat lesi prakanker pada suhu yang amat dingin (dengan gas CO2) sehingga sel-sel pada area tersebut mati dan luruh, dan selanjutnya akan tumbuh sel-sel baru yang sehat (Samadi Priyanto. H, 2010)
                  Kalau hasil dari test IVA dideteksi adanya lesi prakanker, yang terlihat dari adanya perubahan dinding leher rahim dari merah muda menjadi putih, artinya perubahan sel akibat infeksi tersebut baru terjadi di sekitar epitel. Itu bisa dimatikan atau dihilangkan dengan dibakar atau dibekukan. Dengan demikian, penyakit kanker yang disebabkan human papillomavirus (HPV) itu tidak jadi berkembang dan merusak organ tubuh yang lain.

      8.2.7   TEMPAT PELAYANAN
                  IVA bisa dilakukan di tempat-tempat pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pemeriksaan dan yang bisa melakukan pemeriksaan IVA diantaranya oleh :
Perawat terlatih
Bidan
Dokter Umum
Dokter Spesialis Obgyn.
  
BAB  III
PENUTUP

A.   Kesimpulan
Kanker serviks merupakan kanker ganas yang terbentuk dalam jaringan serviks (organ yang menghubungkan uterus dengan vagina).Ada beberapa tipe kanker serviks. Tipe yang paling umum dikenal adalah squamous cell carcinoma (SCC), yang merupakan 80 hingga 85 persen dari seluruh jenis kanker serviks. Infeksi  Human Papilloma Virus (HPV).
IVA (inspeksi visual dengan asam asetat) merupakan cara sederhana untuk mendeteksi kanker leher rahim sedini mungkin (IVA merupakan pemeriksaan leher rahim (serviks) dengan cara melihat langsung (dengan mata telanjang) leher rahim setelah memulas leher rahim dengan larutan asam asetat 3-5%

     
.


DAFTAR PUSTAKA
·         Frumovitz, M., Charlotte C.S., Leslie R.S., Mark F.M, Anuja J.J., Taylor, W., Patricia, E., Therese B.B., Charles F.L., David M.G., & Diane C.B. (2005). Quality of Life and Sexual Functioning in Cervical Cancer Survivors. Journal of Clinical Oncology Vol. 23  Number 30, 23:7428-7436. 
·         Indrayani, D. (2007). Pengalaman Hidup Klien Kanker Serviks di Bandung. Bandung: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Padjajaran.
·         Mardjikoen, P. (2007). Tumor ganas alat genital. dalam: Wiknjosastro H, Saifuddin AB,Rachimhadi T. Ilmu kandungan. Edisi kedua, Cetakan kelima. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo
·         Mansjoer, Arif. 2000. Kapita Selekta Kedokteran. Jakarta: Media Aesculapius

·         Prawiharjo, sarwono. 1998.  Ilmu Kebidanan. Jakarta; Yayasan Bina Pustaka

·         Robbins, dkk. 2007. Buku Ajar Patologi. Jakarta: EGC

Komentar

Postingan populer dari blog ini

laporan praktikum analgetik

kunci determinasi kunyit

MAKALAH TEKNIK SAMPLING