tanaman besaran
Murbei (Morus alba L.)
Gambar 1. Tanaman murbei
1. Nama
Tanaman
Nama
tumbuhan : Mulberry
Nama Daerah
: Kerta, Kitau (Sumatera); Murbai, Besaran (Jawa); Sangya (Cina)
Nama latin :
Morus alba L.
Sinonim : Morus
Austalis Pour., dan Morus Atropurpurea Roxb
2.
Klasifikasi Tanaman
Kingdom :
Plantae
Ordo :
Rosales
Family :
Moraceae
Tribe :
Moreae
Genus :
Morus
Species : M.
alba
Nama
Binomial: Morus alba
3. Deskripsi
Tanaman
Morus alba
merupakan tanaman asli dari daerah utara cina namun sekarang telah dibudidaya
di berbagai tempat baik daerah dengan iklim subtropics maupun tropis. Tanaman
ini tergolong tanaman yang cepat tumbuh, berumur pendek dan memiliki tinggi
10-20 m.
Pada saat
masa pertumbuhan, panjang daunnya dapat mencapai 30 cm dan terdapat banyak
lobus sedangkan pada saat dewasa, panjang daunnya hanya mencapai 5-15 cm serta
tidak memiliki lobus. Daunnya selalu gugur di musim gugur serta selalu hijau di
daerah beriklim tropis.
4. Habitat
dan Penyebaran
Murbei(Morus
alba) merupakan tanaman asli dari Cina yang tersebar luas hampir di seluruh
tempat baik di daerah dengan iklim tropis maupun sub tropis. Murbei dapat
tumbuh baik pada ketinggian lebih dari 100 mdpl dan cukup matahari. Pohon
murbei relatif besar dengan ketinggian 9-12 m serta diameter 0,5 cm.
5. Kandungan
dan manfaat tanaman
Murbei
dikenal juga sebagai tumbuhan sutra karena dapat dijadikan tempat hidup ulat
sutra. Selain bermanfaat dalam memproduksi sutra, secara empiris masyarakat
telah memanfaatkan murbei sebagai obat tradisional untuk flu, malaria,
hipertensi, asma, obat hipertensi, palpitasi, iabetes, insomnia, vertigo,
anemia, hepatitis dan diabetes melitus (Hariana, 2008).
Murbei
mengandung banyak senyawa kimia seperti ecdysterone, inokosterone, lupeol,
β-sitosterol, rutin, moracetin, scopoletin, benzaldehida, eugenol, linalol,
benzyl alkohol, butylamine, aseton, kholine dan quercetin. Pada bagian ranting
terdapat tanin dan vitamin A serta pada bagian buah terdapat cyanidin,
isoquercetin, sakarida, asam linoleat, asam stearat, serta karoten. Selain itu,
pada bagian daun juga terdapat
kaempferol-3-O-beta-D-glucopyranoside,kaempferol-3-O-(6″-O-acetyl)-beta-D-glucopyranoside,
quercetin-3-O-(6″-O-acetyl)-beta-D-glucopyranoside,
quercetin-3-O-beta-D-glucopyranoside,kaempferol-3-O-alpha-L-rhamnopyranosyl-beta-D-glucopyranoside,quercetin-3-O-alpha-L-rhamnopyranosyl-beta-D-glucopyranoside,
quercetin-3-O-beta-D-glucopyranosyl-beta-D-glucopyranoside, dan
quercetin-3,7-di-O-beta-D-glucopyranoside (Kim et al,. 2000). Ekstrak etanolik daun tanaman ini
dilaporkan memiliki khasiat sebagai antikanker secara in vitro karena
memiliki kandungan fitokimia seperti quercetin dan anthosianin (Kim et al., 2000; Chen et al., 2006).
6.
Penelitian Mekanisme Antikanker
Quercetin
dan antosianin merupakan zat yang terdapat dalam berbagai tanaman khususnya
murbei (Morus alba L.) yang memiliki potensi sebagai agen kemopreventif.
Jenis anthosianin yang memiliki efek sebagai agen kemopreventif ialah
sianidin-3-O-glukosida. Secara in vitro, sianidin-3-O-glukosida
diketahui mampu mereduksi invasi sel kanker paru-paru A549 serta dapat
mereduksi motilitas sel (Chen et al., 2006) dan quercetin diketahui mampu
menghambat pertumbuhan sel HL-60 secara significan serta dapat menginduksi
differensiasi sel HL-60 untuk mengekspresikan antigen CD 66B dan CD 14 (Kim et al., 2000). Quersetin juga diketahui mampu
menghambat perkembangan, adhesi dan migrasi dari sel HeLa serta mampu memicu
terjadinya apoptosis pada kultur sel HeLa. Pada dosis 20-80 mikromol /l
quersetin, proses inhibisi adhesi, migrasi dan invasi sel Hela meningkat
37-83% (Zhang, 2008). Selain itu, diketahui pula
quercetin dapat meningkatkan efek penghambatan adhesi, invasi dan migrasi dari
cisplatin pada kultur sel kanker leher rahim HeLa (Chen et al., 2005).
Selain
sebagai agen kemopreventif seperti yang dikemukakan diatas, Quercetin juga
dilaporkan dapat berperan sebagai agen ko-kemoterapi. Berdasarkan penelitian Wang (2009) menunjukkan bahwa Quercetin dapat
meningkatkan indeks terapi agen kemoterapi doxorubicin serta memiliki efek
sebagai kardioprotektif dan hepatoprotective sehingga dapat menurunkan kemungkinan
terjadinya efek samping yaitu cardiotoxic. Sehingga diketahui bahwa
quercetin dapat dijadikan sebagai terapi pendamping pada kemopreventif.
Anthosianin
dilaporkan mempunyai berbagai aktivitas biologik dan secara luas digunakan
sebagai antioksidan. Anthosianin yang terdapat dalam Morus alba adalah sianidin
3-rutinosida dan sianidin 3-glukosida. Dalam pencarian senyawa antikanker,
parameter sitotoksik menjadi ukuran untuk melihat aktivitasnya terhadap kanker.
Dilaporkan sianidin 3-rutinosida dan sianidin 3-glukosida pada konsentrasi
0-100 μM tidak menunjukkan sitotoksik terhadap sel kanker paru A549 dan MRC-5
menggunakan MTT assay.
Perkembangan
tumor berupa invasi merupakan langkah awal untuk metastasis kanker yang
meliputi motilitas sel, perlekatan permukaan dan aktivitas ekstraselular
protease. Untuk invasi sel kanker memerlukan peningkatan migrasi, berbagai
perubahan sitofisiologik yang meliputi hilangnya perlekatan sel-sel bersama
dengan meningkatnya perlekatan sel-matrik, dan meningkatnya ekspresi dan
aktivasi ekstraseluler protease untuk mendegradasi ekstraseluler matrik dan
mengijinkan sel berinvasi dan metastasis.
Berdasarkan
penelitian menunjukkan bahwa sianidin 3-rutinosida dan sianidin 3-glukosida
secara signifikan mereduksi invasi pada sel A549, secara jelas juga mereduksi
motilitas sel. Pada uji interaksi sel-matrik, dilaporkan sianidin 3-glukosida
secara nyata mereduksi perlekatan sel-matrik tetapi sianidin 3-rutinosida
tidak. Degradasi ekstraseluler matrik sangat penting pada invasi sel.
Dilaporkan siandin 3-rutinosida dan sianidin 3-glukosida dapat secara baik
mereduksi aktivitas u-PA dan menghambat aktivitas MMP-2 secara nyata. Namun
pengaruh sianidin 3-rutinosida dan sianidin 3-glukosida pada MMP-9 secara
ektrim rendah.
Aktivitas
fisiologik u-PA dan MMP-2 sangat berhubungan dengan inhibitor spesifiknya,
yaitu PAI dan TIMP-2. Dilaporkan sianidin 3-glukosida dapat meningkatkan level
protein PAI dan TIMP-2, namun tidak dengan sianidin 3-rutinosida. Selanjutnya
diamati juga efek regulator sianidin 3-glukosida dan siandin 3-rutinosida pada
MMP-2, u-PA, PAI dan TIMP-2 pada level transkripsional. Hasilnya menunjukkan
bahwa keduanya mampu mereduksi secara signifikan level mRNA pada MMP-2 dan u-PA
serta hanya sianidin 3-glukosida yang menurunkan level mRNA pada PAI dan
TIMP-2. Dua faktor transkripsional yaitu AP-1 dan NF-κB mungkin mempengaruhi
ekspresi protein u-PA dan MMP. Hasilnya menunjukkan bahwa sianidin 3-rutinosida
dan sianidin 3-glukosida menghambat aktivasi c-Jun dan NF-κB (p65) (Chen et al., 2006).
Daftar Pustaka
Chen, P.N., 2006, Mulberry anthocyanins, cyanidin 3-rutinoside and cyanidin 3-glucoside, exhibited an inhibitory effect on the migration and invasion of a human lung cancer cell line, Cancer Letter; 235(2):248-259
Hou, D.X., 2003, Potential Mechanisms of Cancer Chemoprevention by Anthocyanins, Current Molecular Medicine, 3(2), pp. 149-159(11)
Kim S. Y., Gao J. J., Kang H. K., 2000, Two flavonoids from the leaves of Morus alba induce differentiation of the human promyelocytic leukemia (HL-60) cell line, Biol Pharm Bull. 23(4):451-5
Thomasset, S., Teller, N., Cai, H., Marko, D., Berry, D.P., Steward, W.P., Gescher, A.J., 2009, Do anthocyanins and anthocyanidins, cancer chemopreventive pigments in the diet, merit development as potential drugs?, Cancer Chemother Pharmacol, 64:201–211.
Wang, L.S., and Stoner, G.D., 2008, Anthocyanins and their role in cancer prevention, Cancer Lett., 269(2): 281–290.
Wang Jun, Fu An Wu, Hui Zhao, Li Liu and Qiu Sheng Wu, 2009, Isolation of Flavonoids from Mulberry (Morus alba L.) Leaves With Macroporous Resins, African Journal of Biotechnology, 7(13):2147-2155.
Kontributor: Nanda Resa Pratama, Ari Widiyantoro
Komentar
Posting Komentar